PROKAL.CO, SAMARINDA — Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda membuka peluang kolaborasi strategis dengan Badan Bank Tanah untuk mendukung pengembangan kampus dan pemanfaatan tanah negara bagi kepentingan pendidikan tinggi. Kesepahaman tersebut terbangun dalam kegiatan sosialisasi Badan Bank Tanah di lingkungan kampus Unmul, yang menjadi rangkaian keempat pelaksanaan sosialisasi di luar Pulau Jawa.
Rektor Unmul, Prof Abdunnur, menyatakan kehadiran Badan Bank Tanah menjadi kesempatan besar bagi sivitas akademika untuk memahami langsung peran lembaga tersebut dalam pengelolaan aset tanah negara secara profesional dan terintegrasi.
“Unmul sangat berbangga Badan Bank Tanah hadir memberikan pemahaman tentang peran, fungsi, dan tugasnya kepada mahasiswa, dosen, dan pimpinan kampus,” ujar Abdunnur.
“Ini menjadi pintu penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan Badan Bank Tanah agar manfaat tanah negara dapat optimal bagi fasilitas pendidikan dan pembangunan masyarakat,” tambahnya.
Abdunnur menegaskan Unmul saat ini membutuhkan lahan baru untuk perluasan kampus. Dengan luas 69 hektar, Kampus Gunung Kelua dinilai tak lagi memadai untuk pembangunan fasilitas akademik dan pembukaan fakultas baru.
“Kami akan mengembangkan empat fakultas ke depan, Fakultas Teknologi Informasi, Peternakan, Kedokteran Hewan, dan Keolahragaan. Khusus Fakultas Keolahragaan sangat membutuhkan sarana besar,” kata Abdunnur.
Melalui kerja sama dengan Badan Bank Tanah, Unmul berharap memperoleh akses memanfaatkan aset tanah negara di Kalimantan Timur, terutama di kawasan Samarinda, Ibu Kota Nusantara (IKN), maupun Penajam Paser Utara.
Sekretaris Badan Bank Tanah, Jarot Wahyu Wibowo, menyampaikan lembaganya sudah memiliki hak pengelolaan lahan (HPL) di sejumlah wilayah Kaltim, termasuk Penajam Paser Utara. Sebagian lahan tersebut sudah dimanfaatkan untuk program reforma agraria dan pembangunan fasilitas strategis.
“Bandara VVIP IKN itu dibangun di lahan Bank Tanah. Banyak fungsi pemanfaatan yang dapat dikerjasamakan, termasuk untuk kepentingan umum seperti pendidikan,” tutur Jarot.
Menurutnya, kolaborasi tidak hanya soal pemanfaatan lahan untuk kampus, tetapi juga pertukaran keahlian dan dukungan keilmuan. Badan Bank Tanah berharap kerja sama dengan perguruan tinggi dapat memberi nilai tambah dalam pemberdayaan masyarakat dan penyusunan konsep pembangunan berkelanjutan.
“Kami yakin kompetensi akademik Unmul akan memberikan kontribusi besar, baik konsep pemikiran maupun langkah nyata pemberdayaan masyarakat,” kata Jarot.
Untuk memperkuat sinergi, Badan Bank Tanah membuka peluang pendirian pusat kajian pertanahan dan investasi bersama Unmul. Langkah tersebut dinilai sejalan dengan kebutuhan merancang tata ruang dan pemanfaatan lahan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat maupun peningkatan investasi daerah.
“Tidak hanya mengelola tanah dan tata ruang, tapi pemanfaatan yang meningkatkan nilai investasi ekonomi bagi Kaltim,” ujar Jarot. Badan Bank Tanah saat ini juga aktif mengekspose lahan HPL untuk mendorong pemanfaatan optimal bagi pembangunan dan penyangga kawasan IKN. (*)