PROKAL.CO, SAMARINDA – Revitalisasi Pasar Pagi Samarinda memasuki tahap krusial menjelang operasional perdana. Selain pembangunan fisik yang hampir tuntas, Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda kini mengebut penyelesaian aplikasi penempatan pedagang untuk mencegah praktik percaloan.
Kepala Disdag Samarinda, Nurrahmani, menegaskan bahwa proses penempatan pedagang nantinya sepenuhnya berbasis aplikasi dan tidak bisa melalui jalur lain.
“Arahan Pak Wali, pedagang yang masuk itu yang benar-benar berjualan di sana. Tidak bisa lewat calo, karena semuanya harus melalui aplikasi,” kata Nurrahmani.
Menurutnya, proses penyusunan aplikasi sudah mencapai 90–99 persen. Data pedagang di dalam aplikasi mengacu pada data lama saat relokasi Pasar Pagi, sehingga tidak ada manipulasi maupun penambahan pedagang baru secara sembarangan.
“Data tidak bisa dibuat-buat. Kami sudah punya datanya sejak masa relokasi. Tidak ada pedagang baru masuk ke Pasar Pagi, hanya pedagang lama yang dipindahkan kembali,” tegasnya.
Untuk memastikan proses berjalan transparan, Disdag menyiapkan mekanisme pengawasan ketat. Akan ada satgas dari Inspektorat serta hotline pengaduan untuk menindaklanjuti dugaan praktik jual-beli kios.
“Kami tidak menutup mata, pasti ada upaya calo. Kalau ada kejanggalan silakan lapor, nanti bisa terdeteksi,” ujarnya.
Sebelum aplikasi dirilis, Disdag akan mempresentasikan terlebih dulu hasil finalnya kepada Wali Kota. Jika disetujui, sosialisasi akan dilakukan secara resmi melalui edaran.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, revitalisasi Pasar Pagi sudah mendekati garis akhir. Progres pembangunan mencapai 90 persen, kini masuk tahap pembersihan sebelum penyerahan ke Dinas PUPR, dan setelah itu dikelola penuh oleh Disdag.
Rencananya, serah terima bangunan dilakukan Oktober, sementara peresmian dan operasional pasar ditargetkan pada November. Persiapan teknis di lapangan juga telah berjalan, mulai dari pemasangan nomor kios hingga penzonaan. Setelah sosialisasi, penempatan pedagang akan dilakukan melalui pengundian.
“Pengundian dilakukan berdasarkan segmen, misalnya zona basah atau zona kering. Prioritas tetap pedagang lama. Pedagang baru hanya masuk jika ada kios tersisa,” jelas Nurrahmani.
Disdag optimistis aplikasi, pendaftaran, hingga tahap penempatan akan rampung dalam waktu dekat. “Kami berharap Desember clear aplikasi dan pendaftaran, jadi pedagang bisa mulai masuk secara bertahap,” tutup Nurrahmani. (*)