BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menyiapkan pembangunan pasar induk di Kilometer 5, Balikpapan Utara. Proyek ini dirancang menjadi pusat distribusi pangan sekaligus solusi mengurai kemacetan akibat aktivitas bongkar muat di dalam kota.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Balikpapan, Haemusri Umar, mengatakan saat ini proyek pasar induk masih dalam tahap penyusunan master plan serta lelang Detail Engineering Design (DED) dengan anggaran sekitar Rp600 juta.
“Kalau untuk fisik bangunan belum ada, baru sebatas DED. Nantinya pembangunan dilakukan secara bertahap atau multi-year,” jelas Haemusri, Minggu (24/8/2025).
Selama ini, aktivitas bongkar muat pangan di Balikpapan masih terpusat di Pasar Pandansari, yang membuat kendaraan besar harus masuk ke dalam kota sehingga menambah kepadatan lalu lintas. “Pasar induk ini diciptakan agar bongkar muat bisa dipindahkan dari Pandansari. Dengan begitu, truk besar tidak lagi masuk ke pusat kota,” ujarnya.
Selain pasar, kawasan di Kilometer 5 juga akan dilengkapi fasilitas pergudangan untuk menyimpan komoditas pangan strategis. Langkah ini penting karena Balikpapan hanya memiliki sekitar 10 persen lahan pertanian yang bisa dioptimalkan.
“Kita bisa membeli dari daerah penghasil, lalu disimpan. Saat terjadi inflasi, pemerintah bisa mengeluarkan stok untuk menstabilkan harga,” tambah Haemusri. Proyek pembangunan pasar induk ini telah masuk dalam RPJMD 2025–2029 dan direncanakan mulai berjalan pada 2026 di Kelurahan Graha Indah. Saat ini, Pemkot masih menunggu revisi dokumen DED karena desain lama dari tahun 2004 sudah tidak sesuai dengan kondisi terkini.
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adin Firmansyah, menyebut revisi DED baru akan dianggarkan pada APBD Perubahan 2025. Karena itu, pembangunan fisik pasar induk diperkirakan bisa dimulai pada 2026 atau 2027.
“DPRD mendorong agar pasar induk segera terealisasi. Selain mengurai kepadatan di Pasar Pandansari dan Kebun Sayur, keberadaan pasar modern juga akan meningkatkan kenyamanan masyarakat,” tegasnya. (rif/yud)