• Senin, 22 Desember 2025

Federasi Sepak Bola Prancis Larang Pemain Berbuka Puasa saat Pertandingan, Begini Respons Media hingga Komunitas

Photo Author
Indra Zakaria
- Minggu, 17 Maret 2024 | 16:55 WIB
MUSLIM: Achraf Hakimi pemain Muslim yang membela klub sepak bola Prancis PSG. (Foto: TheMadeinfoot.com)
MUSLIM: Achraf Hakimi pemain Muslim yang membela klub sepak bola Prancis PSG. (Foto: TheMadeinfoot.com)

 

 Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) menyatakan tidak akan memperbolehkan pemain istirahat selama pertandingan untuk berbuka puasa, yang dapat memakan waktu kurang lebih satu menit.

Tidak akan ada perkembangan musim ini untuk berbuka puasa selama pertandingan di bulan Ramadhan yang dimulai pekan ini (hingga 9 April). FFF merilis pernyataannya pada Selasa (12/3) bahwa tidak akan ada peraturan khusus yang dibuat bagi pemain sepak bola Muslim di Ligue1 Prancis untuk berbuka puasa selama bulan Ramadhan.

Dilansir melalui the Middle East Monitor, situs web RMC Prancis mengatakan bahwa FFF telah mengirim pemberitahuan ke klub sepak bola, komite wasit, dan penyelenggara pertandingan terkait keputusan tersebut.

Media Prancis, Le Parisien, melaporkan bahwa Komisi Wasit Federal (CFA) FFF, Eric Borghini menyatakan tahun ini komisi memutuskan untuk tidak mengirimkan rekomendasi apapun kepada wasit atau presiden liga dan distrik untuk menghindari potensi bentuk provokasi apapun. 

“Di sisi lain, jika kami mengetahui bahwa itu terjadi lagi (interupsi pertandingan), kami akan melakukan pengingat. Sebagai seorang profesional, saya akan terkejut jika itu terjadi,” katanya.

FFF mendasarkan keputusannya pada undang-undang pasal 1.1 mengenai kode etik dan deontologinya untuk melarang semua istirahat dan mencegah representasi agama selama pertandingan, dengan cara yang sama seperti melarang pemakaian hijab.

Le Parisien, dalam pandangannya menyebut tindakan seperti itu bertentangan dengan prinsip netralitas dan sama saja dengan tindakan proselitisasi atau propaganda.

Perlu untuk diketahui bahwa ini bukan menjadi yang pertama kali keputusan seperti ini dibuat oleh Liga Prancis, karena tahun lalu pembatasan serupa juga telah diberlakukan pada pemain sepak bola Muslim yang bermain di Ligue 1.

Langkah ini juga telah memicu perdebatan tentang akomodasi keagamaan dalam olahraga dan menimbulkan pertanyaan tentang inklusivitas dan keragaman dalam komunitas sepak bola.

Kontroversi dan kritik itu disampaikan oleh kelompok Muslim di Prancis melalui Azar News, yang berpendapat bahwa keputusan itu menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap keragaman agama di negara tersebut.

Sementara itu, keputusan ini tentunya berbeda dengan pengumuman yang dibuat oleh asosiasi sepak bola di Inggris yang tahun lalu mendesak wasit untuk menghentikan pertandingan bagi pemain Muslim yang berbuka puasa selama Ramadhan.

Jerman dan Belanda juga memiliki pendekatan serupa, di mana pemain di izinkan untuk melanjutkan pertandingan setelah berbuka puasa seperti dikutip melalui Samaa TV. (*)

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X