• Senin, 22 Desember 2025

Kaltim Harus Maksimalkan Destinasi Baru Wisata untuk Menyambut IKN

Photo Author
- Senin, 8 Juli 2024 | 12:15 WIB
Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa/aa.
Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa/aa.

Kaltim harus menyambut peluang. Salah satunya potensi wisata di daerah tetangga. Kendati beda provinsi, namun bisa menghasilkan simbiosis mutualisme. Seperti banyak daerah lain yang mengandalkan destinasi wisata karena kedekatan akses.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Balikpapan Joko Purwanto menyebut, saat ini ada sebuah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) yang menaungi semua asosiasi dan organisasi pelaku industri pariwisata. Maka dengan GIPI ini, daerah seperti Balikpapan ke depan harus saling bersinergi. Pemerintah sebagai administrator dan pelaku industri pariwisata sebagai operator.

Baca Juga: Langsung Real di Lapangan, ASN yang Pindah ke IKN Digembleng Work From IKN

“Apalagi Balikpapan sebagai gerbang dan teras IKN (Ibu Kota Nusantara). Jadi harus ada visi misi yang disiapkan di industri pariwisata. Jangan hanya omongan doang. Pemerintah harus benar-benar persiapkan,” ujar Joko.

Menurutnya, Pemkot Balikpapan melalui Dinas Pariwisata harus mempersiapkan setiap destinasi dengan matang. Melakukan pembinaan kepada setiap pengelola wisata dan memastikan jika lokasi tersebut layak untuk dikunjungi. “Itu tugas dinas. Jangan sampai begitu datang ke lokasi wisata tersebut orang kecewa,” ujarnya.

Pada momen libur sekolah kali ini Joko melihat belum ada destinasi unggulan baru. Karena itu dirinya sejak lama ingin Balikpapan bisa “menjual” destinasi wisata Pulau Balabalagan yang berada di Sulawesi Barat (Sulbar). Karena menurutnya, sektor wisata tidak mengenal batas wilayah. Seperti Jogjakarta yang “menjual” Borobudur di Jawa Tengah. Atau Singapura yang “menjual” Kepulauan Bintan dan Batam sebagai destinasi wisata. “Kan sama-sama diuntungkan. Balikpapan diuntungkan, Mamuju (Sulbar) diuntungkan,” ungkapnya.

Tantangan wisata di Kaltim saat ini menurutnya adalah jarak antara lokasi wisata satu dengan lainnya. Berbeda dengan di Pulau Jawa yang dalam sehari bisa menjangkau beberapa lokasi wisata, maka sulit dilakukan di Kaltim. Karena itu perlu semacam integrasi dan kerja sama untuk sejumlah tempat wisata dengan minat yang sama.

“Setiap wisatawan pasti punya minat ingin berkunjung ke tempat yang sesuai. Dan untuk tempat-tempat wisata yang memang ingin maju seperti Kebun Raya Balikpapan misalnya, gandeng ahlinya. Undang investor. Daripada pemerintah keluar uang untuk mengelola. Toh ke depan mereka ini yang akan mendatangkan pendapatan ke daerah,” ucapnya. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X