Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Upacara HUT ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk pertama kalinya dalam sejarah. Dalam kegiatan ini, Jokowi mengenakan baju adat Takwo dari Kalimantan Timur.
Baju adat Takwo yang dikenakan Jokowi dan ibu negara Iriana berwarna dominan hitam, terbuat dari kain beludru atau linen. Pada bagian kerah dan lengan terdapat ukiran emas. Bagian bawah Jokowi mengenakan celana panjang hitam dibalut kain motif batik. Sedangkan ibu negara menggunakan rok hitam dibalut kain batik.
Baju adat Takwo merupakan warisan Kesultanan Kutai. Baju adat Kalimantan Timur satu ini memiliki makna kebesaran. Dulunya, baju adat Takwo hanya dikenakan oleh raja dan keturunannya. Namun seiring waktu, masyarakat umum pun sudah bisa mengenakannya di moment-moment tertentu.
Baca Juga: HUT RI di IKN, Jokowi Pakai Baju Adat Kutai
Baju adat Takwo ini dibedakan menjadi tiga macam. Yakni baju Takwo Biasa yang khas untuk perempuan, baju Takwo Sebelah atau Takwo Setempik yang khas untuk laki-laki dan baju Takwo Kustin untuk pasangan pengantin.
Baju Takwo Biasa ini merupakan simbol dari baju adat perempuan khas suku Kutai. Sementara baju Takwo Sebelah atau yang biasanya disebut dengan Takwo Setempik ini merupakan simbol dari baju adat laki-laki dari suku Kutai.
Adapun Takwo Kustin merupakan baju yang digunakan sebagai simbol dari pasangan laki-laki dan perempuan yang berasal dari keturunan bangsawan. Namun, baju Takwo Kustim ini biasanya digunakan oleh perempuan dan laki-laki pada saat peringatan hari penobatan raja.
Selain itu, Takwo Kustin ini juga bisa digunakan pada hari perkawinan putra putri raja. Ketiga baju ini memiliki arti yang sama, yakni baju kebesaran bangsawan dari suku Kutai.
Warna baju adat takwo adalah hitam. Baju takwo sendiri terbuat dari kain katun, linen, maupun beludru. Baju takwo sendiri sangat mirip dengan jas yang tertutup. Namun, pada bagian lehernya tinggi.
Pada bagian kerah dan lengan biasanya ditambah dengan ukiran emas untuk menambah kesan mewah. Bagi kaum bangsawan biasanya juga dilengkapi dengan aksesoris berupa pin dari kesultanan.
Pada bagian depan bajunya ditambahkan dengan sepotong kain yang disebut dengan jelapah. Jelapah ini berfungsi untuk menutup bagian tengah dada dari awah bawah leher hingga bagian pinggul.
Bagi kaum laki-laki bawahannya menggunakan dodot yang bermotif batik dan celana panjang. Dodot bemotif batik hanya boleh dikenakan oleh seorang sultan atau pangeran.Sementara kaum wanita tetap menggunakan rok kurung panjang.
Baju Takwo ini dipadukan dengan kain panjang yang bermotif parang rusak, dan sisanya diberikan ornamen berupa rumbai-rumbai berwarna keemasan. Kain panjang ini digunakan untuk menutup mata kaki yang berumbai dan berlipat pada bagian depannya.
Secara garis besar, baju takwo ini digunakan untuk mempelai wanita dan pria. Penggunaan baju takwo ini sama untuk kedua mempelai. Hanya saja, untuk mempelai laki-lakinya memiliki bawahan celana panjang yang ditutup sebagian dengan menggunakan kain panjang bermotitf parang rusak tersebut. (*)