• Senin, 22 Desember 2025

Banyak Persoalan, KEK Maloy Bakal Jadi Barang Mangkrak 

Photo Author
- Minggu, 4 Februari 2024 | 10:20 WIB
Pelabuhan KEK Maloy yang disebut terdapat banyak kekurangan di mata investor.
Pelabuhan KEK Maloy yang disebut terdapat banyak kekurangan di mata investor.

Dia menuturkan, kehadiran KEK Maloy bisa berdampak besar kepada masyarakat. Terutama soal lapangan pekerjaan, keramaian, dan ekonomi masyarakat yang bakal tumbuh. "Bicara soal batu bara tidak mungkin ada terus-menerus, karena tidak bisa diperbaharui. Mungkin 20 tahun lagi akan benar-benar habis. Sehingga perlu sumber ekonomi baru, salah satunya kehadiran KEK Maloy tersebut," jelasnya. Diwartakan sebelumnya, operasional KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) terus tertunda. Sejak diresmikan pada 2019, baru ada izin pelabuhan sementara. Bila hingga Juni 2024 tak juga mendapat izin operasional dari beberapa kementerian, status kawasan khusus tersebut terancam dicabut pemerintah pusat.

“Kendalanya memang sekarang adalah ada tiga institusi yang belum memberikan approval (persetujuan) terhadap perizinan. Yakni izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kemudian juga Kementerian Lingkungan Hidup mengenai izin lingkungan, dan Kementerian Perhubungan soal operasional," kata Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik saat mengunjungi Maloy, Kamis (1/2).

Baca Juga: Pemilih Muda Pertimbangkan Visi-Misi dalam Memilih

Adapun persoalan lainnya, kata pria yang juga menjabat Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri itu, mengenai penanganan limbah. “Contoh, kita belum punya bak sampah, kemudian juga instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Jangan-jangan itu yang menjadi penyebabnya. Makanya saya minta introspeksi dulu, Pak Bupati (bupati Kutim) sebagai wakil kawasan dengan kami selaku ketua kawasan (KEK Maloy)," sambungnya. Peran DPRD Kaltim juga ikut disinggung Akmal.

"Sehingga nanti ketika kita datang ke Jakarta, apa yang menjadi kendala itu bisa dijelaskan. Saya insyaallah tanggal 6 (Februari) malam ke Jakarta. Saya minta kepada Perusda MBS (Melati Bhakti Satya) untuk menyampaikan. Kronologisnya apa, nanti saya datang ke KKP, ke Kementerian Lingkungan Hidup, dan ke Kementerian Perhubungan," tegasnya. Pasalnya, daerah punya waktu sampai Juni, kalau tidak selesai akan dievaluasi. Diklaim kawasan ekonomi khusus bisa bubar. Sehingga lima bulan ke depan segala perizinan harus tuntas.

"Saya minta sekitar tiga sampai empat bulan diselesaikan. Mohon doanya, mudah-mudahan tidak ada hal-hal non-teknis yang sama waktu itu. Kalau hal-hal teknis insyaallah bisa terselesaikan. Ya, kalau cuma persoalan administrasi dan kelengkapan infrastruktur bisa diselesaikan," terangnya.

Dia berharap, kawasan tersebut benar-benar dapat beroperasi optimal. Pasalnya, pelabuhan KEK Maloy itu bakal jadi salah satunya menyokong IKN Nusantara. "Kalau nanti Bapak Presiden datang, saya akan melapor beliau progres (Maloy). Karena ini sudah diresmikan sejak 2019 yang lalu. Jadi sekali lagi kita berusaha, ini adalah aset yang sangat strategis. Dan tentu akan menjadi tempat pertumbuhan ekonomi baru Kaltim dan Kutai Timur," bebernya.

Apalagi, lanjut Akmal Malik, Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman sudah menyampaikan bahwa sampai 2030 akan mengalami transisi dari sektor pertambangan. Tentunya itu membuat daerah butuh sebuah pelabuhan besar yang akan menjadi muara, jadi tempat ekspor dari seluruh tempat di Kaltim. "Kita tidak bisa cuma mengandalkan Kariangau saja. Maloy ini lebih bagus secara potensi. Karena dapat juga membuat pasar hasil pertanian di Kutai Timur akan lebih berkembang," pungkasnya. (riz/k8)

 

 

ASEP SAIFI

@asepsaifi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X