• Senin, 22 Desember 2025

Pembunuhan terhadap Lima Orang Bukan Hanya soal Kriminalitas, Psikolog: Kehadiran Pemerintah Penting

Photo Author
- Jumat, 9 Februari 2024 | 15:25 WIB
Dwita S
Dwita S

 

Kasus pembunuhan keji terhadap lima orang dalam satu keluarga yang diduga dilakukan oleh J, seorang anak bawah umur di Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU) sekira pukul 01.30 Wita, Selasa (6/2) dini hari, menyisakan banyak pertanyaan dan keprihatinan.

 

PENAJAM-Psikolog pun angkat bicara tentang pentingnya peran pemerintah daerah dalam menangani kasus ini.

Dwita Salvery, ketua Yayasan Psikologi Clarinta Balikpapan menekankan bahwa kasus ini merupakan tragedi yang tidak hanya menimpa keluarga korban, tetapi juga seluruh masyarakat. “Kehadiran pemerintah daerah setempat itu juga harus sudah bisa melihat bahwa ini bukan hanya masalah kriminalitas. Bukan masalah kejahatannya, tetapi akar-akar masalahnya, why, mengapa anak-anak sekarang cenderung melakukan kekerasan,” kata Dwita Salvery saat dihubungi Kaltim Post, Rabu (7/2).

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di PPU, Ada Faktor Pola Asuh hingga Tontonan di Handphone   

Dia mengatakan, bahwa peristiwa kekerasan di PPU jumlahnya tidak kecil walaupun tidak terekspos. Karena itu pula, lanjut dia, persoalan-persoalan seperti ini sudah seharusnya jadi bahan pembelajaran bagi pemerintah untuk perencanaan ke depan, bagaimana mencegahnya. “Kalau itu berasal dari pola asuh ya, berarti apa yang harus dilakukan oleh pemerintah, sehingga orangtua di rumah bisa terpapar dengan cara pola asuh yang benar,” jelasnya.

Dia mengatakan, pola asuh itu tak hanya sebatas orangtua memberi makan dan minum kepada anak. Bahwa, pola asuh itu banyak aspek yang wajib bagi orangtua untuk menyediakan. Dia menyebut bahwa peristiwa pembunuhan kejam dan sadis yang melibatkan anak berhadapan dengan hukum di Babulu Laut itu sangat kompleks. “Dan itu sudah bisa dibaca dan itu sudah jadi persoalan nasional sebenarnya,” ujarnya.

Baca Juga: Begini Kronologi Lengkap Pembunuhan Sekeluarga di PPU, Korban Ditimpas di Depan Pintu

“Apalagi, PPU yang notabene akan dapat pengaruh besar dari Ibu Kota Negara (IKN) dan kalau tidak menyiapkan fokus di bidang-bidang didikan orangtua, pola asuh, bagaimana pembentukan karakter tumbuh kembang anak, ya nanti akan memetik kasus-kasus yang menurut bahasa kita tidak masuk akal, dan karena mereka tidak pakai akal dan hanya dominan emosional,” urainya.

Kasus ini menghebohkan warga. Korbannya adalah satu keluarga mulai dari ayah, ibu, dan tiga anak di bawah umur. Mereka adalah WL (34) sebagai kepala rumah tangga atau suami, SW (34) selaku ibu rumah tangga atau istri, serta tiga buah hati pasangan ini. Yaitu, RJ (15), VD (12), dan ZA (2,5). Mereka ini diduga dibunuh dengan tebasan parang oleh J, siswa kelas 3 sebuah SMK di PPU.

Sementara itu, J telah mendapatkan pendampingan hukum sejak kali pertama diperiksa oleh polisi. Suwandi, salah satu kuasa hukum, kemarin, mengatakan, bahwa ia ditunjuk Polres PPU untuk mendampingi J yang masih bawah umur. “Jadi, ada hak-hak anak yaitu pada saat dilakukan pemeriksaan wajib didampingi satu atau lebih dari penasihat hukum. Dasar itulah kami ditunjuk dari polres untuk mendampingi anak tersebut,” kata Suwandi. Dia mengatakan, bahwa aksi J itu--seperti diberitakan kemarin, disebutnya akibat pengaruh alkohol, dan anak ini dikenai pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.  (far/k15)

 

ARI ARIEF

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X