• Senin, 22 Desember 2025

HUT Balikpapan ke 127 Tahun, Banyak Masalah yang Harus Diselesaikan

Photo Author
- Senin, 12 Februari 2024 | 08:51 WIB
Balikpapan, salah satu kota termaju di Kalimantan. Tampak salah satu kesibukan di sudut kota Balikpapan.
Balikpapan, salah satu kota termaju di Kalimantan. Tampak salah satu kesibukan di sudut kota Balikpapan.

 

Kota Balikpapan berusia 127 tahun pada Sabtu (10/2). Lebih dari satu abad berdiri, denyut pembangunan kota kian terasa. Intensitasnya semakin meningkat ketika Kaltim ditunjuk sebagai lokasi ibu kota negara baru. Sebagai beranda, Balikpapan dituntut berbenah.

 

BERBAGAI program pembangunan Kota Balikpapan telah dituangkan dalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) periode 2021–2026. Ini memuat sembilan program prioritas wali kota yang terbagi dalam berbagai sektor. Sejauh ini, beberapa proyek pembangunan sudah terlaksana. “Setidaknya realisasi pembangunan yang sudah terealisasi lebih dari separuh jalan. Sisanya masih terus dalam proses,” kata Kepala Bappeda Litbang Balikpapan Murni kepada Kaltim Post.

Baca Juga: Di Balikpapan Pajak Bumi dan Bangunan Perkantoran Naik, Pemukiman Tetap

Contohnya, sambung dia, Pemkot Balikpapan mengejar pembangunan rumah sakit di Balikpapan Barat dan Balikpapan Timur. Kemudian pembangunan sekolah untuk pemenuhan fasilitas pendidikan. Salah satu yang sudah terealisasi adalah, SMP 25 Balikpapan Barat. Sementara sekolah terpadu di Balikpapan Selatan, masih dalam proses pembangunan. Pemkot Balikpapan akan melengkapi sarana pendukung hingga pengadaan pegawai.

Permasalahan banjir tak kalah penting dan menjadi sorotan. Pemkot Balikpapan memberi perhatian proyek pengendalian banjir melalui perbaikan DAS Ampal. Selain DAS Ampal, tahun ini proyek pengendalian banjir masih berlanjut. Tepatnya perbaikan drainase-drainase yang berhubungan dengan DAS Ampal. “Saluruan diperbaiki menuju hilir agar mulai dari hulu sampai hilir aman. Seperti pembangunan rumah pompa di samping Hotel Zurich,” sebutnya.

Menurutnya, bukti pengendalian banjir bisa terlihat dari penurunan titik lokasi banjir. Dari sebelumnya 75 titik, kini menjadi 50 titik. Setiap tahun pemerintah menargetkan pengurangan titik banjir. Selain masalah banjir, Balikpapan menghadapi berbagai tantangan untuk bersiap menjadi kota penyangga IKN. Yang utama, penyediaan air minum. Pemkot Balikpapan berencana membangun SPAM Sepaku Semoi melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Baca Juga: Balikpapan Defisit Air Baku 800 Liter Per Detik

“Jika proses pembebasan lahan dan pembangunan fisik lancar bisa digunakan akhir 2025 atau 2026,” jelasnya. Untuk diketahui, saat ini Balikpapan mengalami defisit air baku sebanyak 803 liter per detik. Opsi lainnya, mengambil air baku dari Sungai Mahakam. Hasil koordinasi dengan Bappeda Kaltim, penyediaan air baku merupakan kewenangan pemerintah pusat. Termasuk pengelolaan Sungai Mahakam harus mendapat surat izin terlebih dulu.  

“Targetnya paling lambat 2025 bisa mulai jalan karena tidak ada pembebasan lahan. Tinggal memasang pipa lewat tol, jika disetujui Balai Wilayah Sungai (BWS) akan dikelola oleh tiga daerah,” tuturnya. Selain Balikpapan, ada Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Penajam Paser Utara (PPU). Saat ini, pihaknya mengejar pembenahan administrasi. Sebab, Sungai Mahakam belum masuk rencana induk sistem penyediaan air minum (RISPAM) Kaltim.

“Kami optimistis bisa terlaksana dan sambil kita paralel membangun lainnya seperti Embung Aji Raden,” katanya. Hal lainnya adalah, masalah pengelolaan sampah untuk peningkatan kualitas hidup dan kondisi sosial yang nyaman. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mendorong pengelolaan sampah dari sumber. “Hanya volume yang dihasilkan lebih cepat daripada proses pengelolaan di hulu. Sampah yang terolah baru 99,1 persen,” imbuhnya.

Sama dengan pembangunan SPAM Sepaku Semoi, pengelolaan sampah di TPA Manggar akan menggunakan sistem KPBU. Kini masih tahap penyusunan final business cases (FBC) dari Kementerian Keuangan. Setelah itu, baru dokumen ini bisa dijual atau ditawarkan kepada investor. Murni mengatakan, sebenarnya banyak investor yang tertarik mengelola TPA Manggar. Di antaranya dari Korea Selatan dan Tiongkok. Dia menyebutkan, pihaknya belum mendapat persetujuan atau formula bagaimana kerja sama pemerintah daerah dan swasta.

“Semua datang masih kajian awal, tapi kita membuka peluang,” ujarnya. Lalu penataan kawasan khusus trotoar melalui Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang (DPPR) dengan fokus penataan di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani. Termasuk beautifikasi jembatan dan program Balikpapan Terang. “Beberapa lampu terpasang dan program kami perluas sesuai kemampuan dana,” sebutnya. Pemkot Balikpapan juga menata ruang terbuka hijau (RTH) yakni Kawasan Olahraga Terpadu (KOT). Serta memperluas program satu kecamatan satu taman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X