Harga beras hingga saat ini masih melambung. Di tengah tingginya harga itu, stok beras pun masih belum merata.
BALIKPAPAN–Kebutuhan beras selama setahun di Kaltim mencapai 350 ribu ton. Akan tetapi, produksi beras yang mampu dipenuhi baru 140 ribu ton. Kondisi itu membuat Kaltim harus mendatangkan pasokan beras dari luar daerah.
“Kita tidak bisa terus-menerus bergantung kepada beras. Untuk menggenjot produksi beras tergantung cuaca. Makanya ke depan harus ada upaya diversifikasi pangan dan tidak bergantung pada beras,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik di sela-sela inspeksi mendadak di Kompleks Pergudangan Bulog, Jalan Mayjen Sutoyo, Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Kota, Senin (26/2).
Baca Juga: Pemerintah Gagal Antisipasi Kenaikan Harga Beras
Akmal menuturkan, diversifikasi atau penganekaragaman diversifikasi hasil pertanian penting dilakukan. Agar ketergantungan masyarakat Kaltim terhadap beras dapat dikurangi pada masa yang akan datang. Selain persoalan produksi beras yang belum mampu memenuhi kebutuhan Kaltim, masalah lainnya adalah penyusutan areal sawah di Kaltim.
Dari data yang diterima Akmal, dalam beberapa tahun terakhir luas sawah menyusut karena persoalan irigasi dan alih fungsi lahan. Terbanyak di tiga kabupaten yang selama ini menjadi lumbung beras Kaltim. Yakni Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Di PPU, sebut dia, tercatat lahan pertanian hanya menyisakan 6 ribu hektare. Dari luasan sebelumnya sekira 8 ribu hektare. Juga di Kabupaten Paser. Penyusutan lahan pertanian menyisakan 11 ribu hektare. Dari luasan sebelumnya sekira 12 ribu hektare.
Baca Juga: Terjadi di 268 Kabupaten dan Kota, Harga Beras Semuanya Naik
“Karena petani kesulitan air, akhirnya mereka beralih menanam sawit. Di Kukar juga begitu. Dari 18 ribu hektare lahan pertanian, saat ini terancam sawit dan tambang. Ini tentu saja menjadi ancaman,” ungkap Akmal. Pemerintah, kata Akmal berusaha agar produktivitas pertanian tetap bisa digenjot. Salah satunya dengan memberi bantuan mesin pompa air kepada para petani. Pemprov Kaltim mengupayakan pemberian bantuan 200 pompa air bagi para petani. “Ini supaya produktivitas pertanian tetap terjaga,” imbuh dia.
Setelah mengunjungi Kompleks Pergudangan Bulog Klandasan Ilir, Akmal melakukan sidak di Pasar Klandasan, Balikpapan Kota. Tujuannya untuk memastikan stok beras, khususnya untuk wilayah Balikpapan, agar aman sampai Idulfitri mendatang. Di sana Akmal sempat berinteraksi dengan sejumlah pedagang. “Tadi informasinya beras premium yang diambil dari Bulog dijual Rp 57.500. Dan itu masih wajar. Yang harganya cukup tinggi memang beras premium di luar pasokan Bulog,” kata Akmal.
Dia juga menyampaikan bahwa persoalan el nino yang sempat terjadi sejak tahun lalu hingga awal tahun ini, membuat sentra penghasil padi ada yang mengalami gagal panen. Akan tetapi, pihaknya telah melakukan langkah-langkah bersama Bulog untuk mengintervensi harga ketika disparitas harga terlalu tinggi. Apalagi saat ini, ada sekira 20 ribu ton beras di Gudang Bulog yang siap untuk memenuhi kebutuhan beras di seluruh Kaltim.
“Kami apresiasi Bulog yang sudah berperan untuk menstabilkan harga di pasaran. Dan juga meminta masyarakat tidak perlu panik karena stok beras masih mencukupi hingga akhir Lebaran nanti,” pesan dia. (*)
Rikip Agustani