Penurunan penumpang di Pelabuhan Feri Kariangau sudah diprediksi dua tahun lalu. Dan jelas operator kapal di Pelabuhan Feri Kariangau terancam merugi. Mengantisipasi tren penurunan jumlah penumpang, pemerintah menyarankan melirik rute baru yang menguntungkan. Salah satunya tujuan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.
BALIKPAPAN-Berkurangnya jumlah penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Feri Kariangau sudah diproyeksikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim. Sejak dua tahun lalu, telah dilakukan pembahasan bersama para pemilik kapal. Mereka diminta bersiap menghadapi kondisi jalur penyeberangan lintas pendek Kariangau-Penajam yang semakin melandai.
Pada pertemuan itu, operator pemilik kapal diminta mencari jalur baru di luar rute Kariangau-Penajam. Misalnya jalur di luar penyeberangan lintas provinsi di luar Kaltim. Kepada Kaltim Post, Senin (15/4), Kepala Dishub Kaltim Yudha Pranoto melalui Kepala Bidang (Kabid) Pelayaran Dishub Kaltim Ahmad Maslihuddin menerangkan, salah satu opsi yang bisa dilakukan operator jasa pelayaran adalah melakukan pengalihan rute.
Baca Juga: Warga Banyak Pilih Lewat Darat, Pelabuhan Kariangau Mulai Ditinggalkan
Misalnya, melayani antarprovinsi, seperti ke Palu, Sulawesi Tengah dan Mamuju, Sulawesi Barat. Rute tersebut sudah eksisting berada di Pelabuhan Feri Kariangau. “Tapi untuk izin trayek antarprovinsi adalah kewenangan pusat. Dan mereka (operator kapal), kami persilakan untuk mencari di rute lain di luar Kaltim,” katanya. Masli, sapaannya, mengamini jika kondisi penyeberangan jalur Kariangau-Penajam saat ini tidak seramai dulu.
Salah satu penyebabnya, membaiknya akses darat dari Petung di Penajam Paser Utara (PPU) hingga Km 38 Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar). Jalan nasional yang melintasi Ibu Kota Nusantara (IKN) itu, menjadi pilihan masyarakat menuju PPU atau sebaliknya. Jadi, tidak lagi tergantung pada kapal feri. “Jadi hasil evaluasi kami, karena kondisi kendaraan yang gunakan feri menurun, maka kami tidak akan menyetujui penambahan kapal baru,” jelasnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan hasil rapat yang sebelumnya dipimpin kepala Dishub Kaltim, diperlukan langkah-langkah terkait penurunan mobilitas penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Feri Kariangau.
Selain menyetop permohonan penambahan kapal, Dishub Kaltim juga akan membatasi kendaraan dengan tonase tertentu untuk tidak melewati Jembatan Pulau Balang.
“Kita juga akan menjadikan kapal feri sebagai semacam rest area di atas kapal. Agar pengguna bisa memilih naik kapal untuk bisa beristirahat. Tentunya juga harus diikuti dengan peningkatan fasilitas di kapal, sehingga menarik minat pengguna. Juga akan mengevaluasi tarif naik kapal,” jelas Masli. Sementara itu, selaku instansi yang mengeluarkan izin trayek operasional kapal rute Kariangau-Penajam, Masli menyebut, usulan mengurangi jumlah kapal yang beroperasi tidak akan dilakukan Dishub Kaltim.
Berdasarkan pengamatan sementara di lapangan oleh pengelola pelabuhan, jumlah kapal yang ideal adalah delapan kapal yang beroperasi setiap harinya pada dua dermaga. Sementara jumlahnya saat ini ada 12 kapal yang beroperasi. “Kalau mengurangi jumlah kapal menurut saya tidak. Menurut saya pemilik kapal dengan sendirinya akan keluar. Jika memang kondisi sudah tidak menguntungkan. Karena mereka masih memiliki izin operasional, kecuali izinnya sudah habis, tentu opsi untuk tidak memberikan izin perpanjangan bisa kita ambil,” terang dia.
Masli melanjutkan, untuk izin operasional, waktu berakhirnya berbeda tiap kapal. Bergantung pada waktu awal mengurus izin dengan masa 5 tahun. Sementara mengenai kajian jumlah kapal yang ideal dioperasikan di Pelabuhan Feri Kariangau, dia menyebut, ada perhitungannya. Hal ini tergantung data tahunan dari jumlah penumpang dan kendaraan yang menggunakan Pelabuhan Feri Kariangau.
“Dari data itu bisa kita hitung berapa jumlahnya yang ideal. Saat ini kami masih menghimpun data dulu. Setelah itu baru kita hitung lagi. Kalaupun ada kapal yang izin operasi berakhirnya, saya rasa mereka dengan sendirinya akan mengundurkan diri. Jika memang merugi. Dan mengalihkan kapalnya ke rute lain,” jabar Masli. Di tengah tren penurunan itu, dia mengimbau operator pemilik kapal meningkatkan kualitas pelayanannya.
“Hal ini sudah disadari para pemilik kapal. Dan mereka juga sudah ada rencana mengalihkan sebagian kapalnya ke daerah lain. Juga kepada pengelola pelabuhan agar meningkatkan pula kualitas pelayanannya. Hal ini juga terjadi pada moda transportasi lainnya, seperti bus antarkota,” ucapnya.
Terpisah, Koordinator Satpel (Korsatpel) Pelabuhan Feri Kariangau Carlos Makin mengatakan, awal 2024, sudah ada tiga kapal besar di Pelabuhan Feri Kariangau yang pindah lintasan.