• Senin, 22 Desember 2025

Banjir Besar, Ibu Kota Mahulu Gelap

Photo Author
- Jumat, 17 Mei 2024 | 13:30 WIB
BANJIR: Kondisi banjir di bawah lantai mesin pembangkit listrik dan belum ada tanda-tanda surut, Rabu (15/5).
BANJIR: Kondisi banjir di bawah lantai mesin pembangkit listrik dan belum ada tanda-tanda surut, Rabu (15/5).

Prokal.co - Ibu kota Mahulu dalam kondisi gelap sejak malam Selasa (14/5). Lantaran permukaan air terus meninggi akibat curah hujan meningkat.

Junior Pengelola Unit Tersebar Ujoh Bilang Rahim Yudo menuturkan, kondisi air sudah mencapai 30 sentimeter dari lantai panel kubikel. "Kalau sudah hampir sampai otomatis padam," tambahnya. 

Tepat pukul 8 malam, mesin dimatikan setidaknya ada 3.550 pelanggan yang mengalami kegelapan di Kampung Long Bagun Ulu, Long Bagun Ilir, Batoq Kelo, Baru Majang, Ujoh Bilang, dan Kampung Long Melaham.

Baca Juga: Warga Sekitar Bandara VVIP IKN Jangan Hanya Jadi Penonton, Diharapkan Ada yang Bekerja di Bandara

Di sebelahnya, tidak jauh berbeda dengan kondisi lantai mesin yang sedikit lagi terkena banjir. Rahim mengaku semakin naik airnya.

Tidak menutup kemungkinan akan mengenai mesin nantinya. “Kalau kena mesin, airnya bisa merusak mesin,” terangnya, Rabu (15/5).

Sebelumnya, pemkab telah membuatkan gedung baru untuk PLN guna memindahkan mesin pembangkit ke daerah yang lebih tinggi. Gedung tersebut telah selesai dikerjakan beberapa tahun lalu.

Hingga berita ini dibuat, air Sungai Mahakam belum menunjukkan tanda-tanda surut. Belum lagi kabar dari daerah hulu Kecamatan Long Apari yang kembali naik. Disertai debit kiriman Sungai Boh dari wilayah Kaltara.

"Kita berharap warga Kecamatan Long Bagun bisa bersabar, karena bahaya juga jika dipaksakan listrik menyala dari sisi mesin maupun instalasi rumah pelanggan," tutupnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Yohanes Avun geram lantaran pihak PLN tidak mau pindah ke tempat yang sudah disediakan.

"Sudah dibangun rumah gensetnya, tempat trafo, tempat tangki minyak, jalan menuju ke lokasi pun sudah cor beton.

Itu dibangun pemkab dan diserahkan cuma-cuma kepada PLN. Apalagi yang kurang? Kalau banjir selalu terendam dan jadi masalah," ketusnya.

Pihak pemkab membuka diri untuk berkoordinasi mencari solusi, tapi diabaikan. "Baiknya aparat penegak hukum saja yang urus. KPK langsung yang usut mereka, karena bangunan yang sudah dibuat tidak ditempati," pungkasnya.

Untuk diketahui, menurut data yang dihimpun BPBD Mahulu sudah 70 persen kampung di kabupaten ini terkena banjir.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Rekomendasi

Terkini

X