Masyarakat terus menunggu pembukaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Teras Samarinda. Sebab rencananya di sana tersedia fasilitas amplitheater yang mirip Marina Bay Sands di Singapura untuk mendukung kegiatan 365 event pariwisata maupun paguyuban atau berbagai komunitas di Samarinda . Termasuk adanya fasilitas sound sistem dan lighting hingga space khusus bagi UMKM.
Untuk itu berbagai kalangan masyarakat memiliki banyak harapan bagi kelangsungan kegiatan tiap organisasi mereka. Salah satunya Pengurus Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Noor Ade Natha Kartika yang menyampaikan keinginannya yakni ketersediaan fasilitas yang sesuai.
Baca Juga: Teras Mahakam Calon Ikon Ibukota Kaltim
“Ada tim keamanan yang menjaga sarana dan prasarana, apalagi ketika nantinya ada event perlu diperketat lagi untuk mencegah sesuatu dan lain hal terjadi. Mengingat tempat ini di ruang terbuka luas dan berada di tepi sungai. Jadi harapannya nanti ada pertugas khusus yang berjaga selama event-event dilaksanakan,” jelasnya
Ia juga mengingatkan tentang lalu lintas. Agar ketika ada event tidak terjadi kemacetan yang panjang. Kemudian penertiban untuk juru parkir liar atau pengamen. “Pengamen yang ada ditampung untuk dapat mengisi acara di panggung yang disediakan secara bergantian. Jadi tidak mengamen secara liar. Ini juga menjadi solusi memberdayakan sumber daya manusia,” terangnya.
Kemudian, untuk slot bermain musik di panggung terjadwal dengan rapi kemudian disediakan slot untuk bermain di sana. “Saya harap semua genre musik bisa bermain di sana nantinya. Mungkin teman-teman dari PAPPRI Samarinda bisa bantu mengatur hal tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, Ade juga menyebutkan hal yang utama adalah fasilitas sound sistem yang memadai, dan bayaran untuk musisi yang sesuai agar ekosistem perkembangan musik di Samarinda bisa terus meningkat.
Selanjutnya bagi UMKM local, ada Mahmudi. Seorang pedagang makanan yang sering kali ditemukan di Tepian Samarinda yakni tahu tek-tek. Mahmudi sudah berjualan tahu tek-tek di tepian Samarinda dari 2016. Sempat berhenti berjualan karena tutup pasca pandemi, Mahmudi kemudian bangkit lagi dan berjualan di Tepian Samarinda di pinggir RTH Teras Samarinda.
Ia mengetahui rencana terbentuknya Teras Samarinda itu dan berharap akan ada kebijakan yang memperbolehkan dirinya tetap bisa berjualan di sana demi menyambung hidup. Walaupun sejatinya ia tahu bahwa nantinya akan ada kurasi untuk masuknya UMKM di sana.
“Saya harap akan ada kawasan seperti UMKM yang ada di Marimar, kami disediakan tempat untuk berjualan. Tidak apa dipungut bayaran nantinya, yang penting tempatnya tertata rapi dan tidak ada juru parkir liar,” jelasnya.
Juru parkir liar ini menjadi kendala tersendiri baginya. Dengan dia berjualan di tepi Mahakam tersebut juru parkir liar mematok harga Rp 5 ribu untuk satu motor. Menurutnya harga ini lumayan mahal untuk pelanggannya yang ingin makan di lapaknya. “Parkirkan di lain tempat biasanya hanya Rp 2 ribu, di sini mahal sekali. Jadi terkadang orang malas untuk datang karena parkir mahal. Padahal makanan kami murah-murah,” ungkapnya.