• Senin, 22 Desember 2025

Lebih dari 300 Orangutan Menanti Kebebasan, Proses Panjang Dari Rehabilitasi hingga Kembali ke Alam

Photo Author
- Selasa, 20 Agustus 2024 | 09:23 WIB
REHABILITASI : Orang utan yang dirawat Pengurus Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.
REHABILITASI : Orang utan yang dirawat Pengurus Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.

Prokal.co, Setiap 19 Agustus diperingati sebagai Hari Orang Utan Sedunia atau World Orangutan Day. Hari ini diperingati dalam rangka menunjukkan dukungan kepada orang utan. Serta untuk mendorong tindakan melindungi dan melestarikan habitat orang utan.

Ketua Pengurus Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau  Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Jamartin Sihite mengatakan Hari Orang Utan Sedunia merupakan momen yang tepat untuk merenungkan perjalanan konservasi orang utan. 

Menurutnya saat ini, lebih dari 300 orang utan masih menunggu untuk dilepasliarkan. Dan upaya ini memerlukan kerja sama yang erat dari semua pihak.

Baca Juga: 19 Agustus Diperingati Hari Orang Utan Sedunia, Begini Sejarahnya

“Yang kita bersama kerjakan dan perjuangkan. Setiap orang utan yang berhasil kembali ke habitatnya adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi kita semua. Mari kita teruskan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih baik bagi orang utan dan hutan tempat mereka hidup,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/8).

Dia juga mengingatkan bahwa konservasi adalah tanggung jawab bersama yang hanya dapat terwujud melalui kolaborasi antara pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), sektor swasta, dan masyarakat umum.

“Dengan kerja sama yang solid, kita dapat melindungi dan melestarikan hutan serta spesies yang ada di dalamnya," lanjutnya.

Jamartin Sihite juga mengatakan bahwa setiap orang utan yang diselamatkan bersama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), baik di Kalimantan Timur (Kaltim) maupun di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang menjadi wilayah kerja BOSF, telah melalui perjalanan yang luar biasa.

Mulai dari ancaman yang mereka hadapi hingga kebebasan di habitat alami orang utan tersebut. Dan orang utan yang diselamatkan mendapatkan perawatan intensif. Juga belajar keterampilan dasar yang sangat penting untuk pemulihan dari trauma.

“Proses rehabilitasi diawali di sekolah hutan, tempat mereka belajar memanjat, mencari makan, dan berinteraksi dengan sesama orangutan, serta mempersiapkan diri untuk dapat hidup mandiri di alam liar,” kata dia.  

Selain itu, dia juga menyebut proses pelepasliaran, sampai orang utan dilepasliarkan ke alam  tidaklah mudah.

Hal ini membutuhkan bertahun-tahun kerja keras serta dedikasi tanpa henti dari tim BOSF. Namun, setiap langkah dari nursery atau perawatan hingga kanopi hutan membawa pihaknya semakin dekat. Pada tujuan akhir: melihat orang utan kembali ke habitat alami mereka.

“Pada kesempatan peringatan hari orang utan sedunia ini, kami mengajak semua pihak untuk terus berpartisipasi, Dan memberikan dukungan demi keberlangsungan hidup orang utan. Mari kita bersama-sama merayakan Hari Orang Utan dan berkomitmen untuk masa depan yang lebih baik bagi mereka. Dan hutan rumah mereka tinggal. Selamat hari Orang Utan!,” pungkasnya. (*)

---

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X