PROKAL.CO, BALIKPAPAN - Bekerja sama dengan mahasiswa yang tergabung dalam Society of Renewable Energy Institut Teknologi Kalimantan (SRE – ITK), Yayasan Mitra Hijau (YMH) berpartisipasi dalam pelatihan dan juga seminar pada gelaran Renewable Energy Competition (NEWTON) 2024 di Gedung A Kampus ITK. Untuk diketahui, NEWTON 2024 adalah event tahunan yang digelar SRE ITK untuk memasyarakatkan transisi energi berkeadilan.
Acara pelatihan mengangkat tema: Pelatihan Media Sosial untuk Menyebarkan Isu Tranisisi Energi, pada Minggu 25 Agustus 2024. Dalam pelatihan ini, ada tiga narasumber yang terlibat. Pertama adalah Direktur Eksekutif YMH Doddy S Sukadri, Communication Strategist Fardila Astari, dan Muhammad Daffa Prayudha, Mahasiswa ITK yang juga wakil III Putra Duta Wisata Manuntung Balikpapan 2024.
Dalam pelatihan ini, Doddy S Sukadri memberikan pemahaman soal transisi energi berkeadilan kepada mahasiswa. Dia mengingatkan, pentingnya peran anak muda memahami isu perubahan iklim dan dampaknya bagi kita saat ini juga di masa depan.
Sementara itu, Fardila Astari memaparkan bagaimana bersosial media. Juga memberikan kiat-kiat bagaimana jika mahasiswa ingin jadi influencer.
“Tiap jenis sosial media itu punya prime time berbeda-beda. Juga pasar yang berbeda-beda,” kata dia.
Fardila juga mengingatkan pentingnya peran anak muda. Sebab, dari berbagai sejarah, perubahan selalu dimulai dan digerakkan anak muda. Dengan kondisi bumi saat ini, maka anak muda punya peranan untuk mengubah kondisi.
Sementara itu, Daffa juga memaparkan bagaimana upayanya sebagai anak muda berusaha menginfluence kawan-kawan lain tentang narasi perubahan iklim dan transisi energi berkeadilan. Dia juga meyakinkan, anak muda harus berani dan tak malu untuk jadi agen perubahan.
*Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan*
Hari kedua, seminar diselenggarakan dengan tema “Transisi Energi dalam Aksi: Membangun Masa Depan dan Pengembangan Berkelanjutan.”
Dalam momen ini, pembicara adalah Technical Officer YMH Rosalena Fransiska dan Direktur Eksekutif Doddy S Sukadri. Dalam pemaparannya, Rosalena menjelaskan bagaimana arah dan kebijakan perubahan iklim dan pengembangan berkelanjutan. Dia juga memaparkan komitmen dunia dan Indonesia.
Komitmen dunia soal ini, tertuang pada Paris Agreement. Target mereka adalah menjaga temperatur global tidak naik lebih dari 2 derajat celcius. Lalu pada komitmen nasional, amanat UU No16/2016 tentang pengesahan Paris Agreement: Menurunkan emisi gas rumah kaca 29 persen dari BaU dengan kemampuan sendiri atau 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030.
Sedangkan, salah satu penghasil emisi adalah sektor energi. Untuk itu, perlu transisi energi berkeadilan. Sehingga, energi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. Rosalena juga menegaskan dalam upaya ini, tidak boleh ada satupun yang ditinggalkan. Termasuk masyarakat adat dan isu gender di dalamnya
Sementara itu, Doddy S Sukadri dalam paparannya menjelaskan ke para mahasiswa soal pentingnya membangun sebuah kota atau peradaban yang ramah lingkungan. Doddy memaparkan, pembangunan yang ramah lingkungan akan menjamin keberlanjutan kehidupan.
Konsep kota hijau pun harus dimulai. Sebab, lebih 70 persen emisi karbon global berasal dari kota di seluruh dunia.