“Seperempat emisi yang berasal dari perkotaan pada tahun 2050 bisa ditekan karena penataan ruang yang terpadu,” sambungnya.
Sehingga, bisa meminimalisasi prediksi bahwa pada 2050, 800 juta penduduk yang tinggal di daerah pesisir akan tenggelam karena kenaikan permukaan air laut.
Namun, menerapkan kota hijau cukup berat. Ketimpangan yang terus terjadi di perkotaan menghambat tujuan pembangunan kota yang berkelanjutan. 2,1 miliar ton sampah kota dihasilkan oleh perkotaan pada tahun 2023, dan volumenya diperkirakan akan meningkat menjadi 3,8 miliar ton pada tahun 2050.
Maka dari itu, anak muda menurutnya bisa menjadi pembawa perubahan. Jika tidak bisa yang langsung skala besar, bisa dengan skala kecil melalui kegiatan hemat energi yang bisa dilakukan sehari-hari.
Yang Muda Yang Menggerakkan
Renewable Energy Competition (NEWTON) merupakan salah satu program guna memantik kreativitas mahasiswa serta siswa mengenai Energi Baru Terbarukan. Ketua NEWTON 2024 Febby Widya Mahmudah mengatakan, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan SRE ITK serta mendukung kampanye pengetahuan dan potensi besar Energi Baru Terbarukan di Indonesia.
Agendanya beragam. Tahun ini terdiri dari beberapa rangkaian acara yaitu perlombaan yang terdiri dari berbagai lomba, juga kegiatan pengabdian masyarakat yang terdiri dari susur pantai dan penanaman mangrove. Termasuk kegiatan pelatihan dan seminar ahli
Dia pun berharap, makin banyak anak muda yang concern dengan transisi energi berkeadilan.
“Terutama karena dampaknya yang akan dirasakan dalam jangka panjang. Bagi generasi kita,” kata dia.
Lanjut Febby, transisi energi berkeadilan menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan, menurutnya adalah kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim.
“Sebagai anak muda, saya melihat bahwa kita memiliki kesempatan untuk menjadi agen perubahan. Teknologi terus berkembang, dan inovasi di bidang energi terbarukan semakin menarik,” pungkas Febby.
