• Minggu, 21 Desember 2025

Hati-Hati, Serangan Buaya di Kalimantan Masih Terjadi, di Kabupaten Paser Sudah Dua Insiden  

Photo Author
- Senin, 14 April 2025 | 10:17 WIB
EVAKUASI:Proses pencarian seorang warga Desa Petangis, Kabupaten Paser, yang diduga diterkam buaya saat menjala udang di Sungai Lonu, Selasa, 8 April 2025.    (ISTIMEWA)
EVAKUASI:Proses pencarian seorang warga Desa Petangis, Kabupaten Paser, yang diduga diterkam buaya saat menjala udang di Sungai Lonu, Selasa, 8 April 2025. (ISTIMEWA)

"Kami sempat melihat buaya besar mengapung saat pencarian. Diduga kuat buaya tersebut adalah pelaku serangan terhadap korban," ujar Marwansyah, Komandan Rescue BPBD Kabupaten Paser.

Menurut Marwan, Sungai Lonu merupakan habitat alami buaya muara, spesies predator yang berbahaya dan sering muncul menjelang sore hingga malam hari.

Tim pencari sempat menyisir beberapa anak sungai yang dicurigai sebagai sarang predator. Namun hingga memasuki hari keempat pencarian, korban belum ditemukan.

Setelah empat hari pencarian intensif, pencarian korban secara resmi dihentikan pada Kamis (11/4) pukul 12.30 Wita.

Keputusan ini diambil berdasarkan permintaan keluarga korban serta pihak manajemen perusahaan tempat korban bekerja.

"Atas permintaan keluarga dan perusahaan, pencarian resmi kami hentikan hari ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, mulai dari relawan, TNI, Polri, hingga masyarakat," kata Marwansyah.

SERANG REMAJA

 Baca Juga: Dalam Kurun Waktu Berdekatan, Ada Tiga Kasus Terkaman Buaya di Kalimantan  

Sebelumnya, pada 1 April 2025, seorang remaja berusia 13 tahun, warga Desa Pulau Rantau, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, tewas diduga diterkam buaya.

Jasad korban baru ditemukan tiga hari setelah hilang, yaitu pada Kamis, 3 April 2025.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser Ruslan menyampaikan, dari laporan timnya di lapangan, kejadian bermula saat korban bersama kakaknya atau saksi sedang mengeringkan genangan air di perahu yang berada di pinggir sungai di belakang rumah mereka.

Mereka berdua menguras air dalam posisi perahu tenggelam bagian belakang, serta saling membelakangi saat menguras.

Selesai menguras, kakak korban naik duluan ke jembatan.

"Setelah naik jembatan, saksi mendengar suara jatuh, kemudian menoleh ke belakang dan korban sudah tidak ada di perahu," kata Ruslan.

Dugaan kuat korban diterkam buaya hingga tenggelam. Sebab, saat ditemukan pada Kamis, April, pukul 06.00 Wita, korban sudah tidak bernyawa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X