• Senin, 22 Desember 2025

Penderita Meningkat, Dokter Spesialis Jantung RSUD AM Parikesit Ingatkan Pentingnya Pemeriksaan Sejak Dini

Photo Author
- Selasa, 30 September 2025 | 08:05 WIB
dr Yoga Alfian Noor (DENNY SAPUTRA/KALTIM POST)
dr Yoga Alfian Noor (DENNY SAPUTRA/KALTIM POST)

PROKAL.CO, TENGGARONG-Tren penderita penyakit jantung di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) meningkat. 

Hal ini turut dirasakan di RSUD AM Parikesit, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
 
Fenomena ini membuat dokter spesialis jantung RSUD AM Parikesit, dr Yoga Alfian Noor SpJP, FIHA, menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.
 

Menurutnya, pola pikir masyarakat masih cenderung menunggu sakit untuk datang ke rumah sakit. Padahal, yang dibutuhkan justru kesadaran memeriksakan diri secara berkala meski kondisi terasa sehat. 
 
“Kita jangan hanya fokus ke kuratif, tapi juga harus promotif dan preventif. Artinya, lebih baik melakukan pemeriksaan rutin sebelum ada keluhan,” ujarnya, ditemui usai gelaran peringatan Hari Jantung Sedunia di RSUD AM Parikesit, Tenggarong, Kukar, Minggu (21/9/2025).

Ia menjelaskan, pemeriksaan rutin idealnya dilakukan setahun sekali bagi masyarakat yang tidak memiliki faktor risiko. 
 
Namun, bagi mereka yang punya riwayat penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes, pengecekan perlu lebih sering, yakni minimal setiap 3–6 bulan sekali harus follow up. 
 
“Mulai dari kontrol gula darah, tekanan darah, sampai parameter laboratorium seperti kolesterol LDL. Karena bicara penyakit jantung itu tidak berdiri sendiri, ada komorbid yang menyertai,” jelas lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman (Unmul) dan Spesialis Jantung di FK Unair ini.
 

Dokter Yoga menambahkan, pemeriksaan kesehatan mandiri bisa dilakukan melalui fasilitas medis meskipun belum sepenuhnya terintegrasi dengan layanan BPJS. 
 
Untuk itu, masyarakat disarankan melakukan medical check-up secara pribadi setiap tahun.
 
“Jangan menunggu sakit baru berpikir soal biaya. Kesehatan akan terasa mahal justru ketika kita sudah jatuh sakit,” tegasnya.

Ia menilai, tren kebijakan pemerintah juga mulai bergeser dari penanganan kuratif menuju preventif. 
 
Hal ini sejalan dengan hasil riset kesehatan dasar yang menunjukkan beban besar negara akibat penyakit tidak menular, termasuk jantung. 
 
“Kalau komplikasi berat sudah terjadi, sumber daya yang dibutuhkan akan jauh lebih besar, baik dari sisi fasilitas maupun biaya. Karena itu, deteksi dini jadi kunci agar komplikasi bisa dicegah sejak awal,” terangnya.
 
 
Dengan semakin tingginya kasus jantung, Yoga berharap masyarakat mulai menempatkan pemeriksaan rutin sebagai bagian dari gaya hidup. 
 
“Lebih baik kita membayar biaya medical check-up setiap tahun, daripada mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan penyakit jantung koroner di kemudian hari,” tuturnya. (*)

DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X