Kernel juga bergerak serupa, dari Rp 10.468,77 per kilogram pada awal Agustus menjadi Rp 11.241,82 di akhir Agustus.
Kenaikan beruntun itu memberi angin segar bagi petani, khususnya mereka yang tergabung dalam skema plasma bersama pabrik kelapa sawit.
Standar harga yang ditetapkan pemerintah daerah dinilai mampu menekan permainan tengkulak.Baca Juga: Heboh, Ratusan Pelajar Mataram Meet and Greet dengan Duo Monster Energy Yamaha MotoGP
"Dengan adanya kerja sama kelompok tani dengan pabrik minyak sawit (PMS), harga yang diterima petani bisa lebih adil dan sesuai pasar,” tambah Andi.
Bagi petani sawit di Kaltim, tren harga yang stabil naik bukan sekadar angka di tabel. Lebih dari itu, menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memperkuat ekonomi desa yang bergantung pada sawit. (*)
RADEN RORO MIRA