PROKAL.CO, SAMARINDA – Geliat positif kembali datang dari sektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim).
Harga tandan buah segar (TBS) di Kaltim terus merangkak naik sejak Juli 2025.
Pergerakan harga yang stabil itu memberi harapan baru bagi pekebun untuk menikmati hasil panen dengan nilai lebih baik.
Baca Juga: Kelotok Bermuatan Batu Bara Tenggelam di Sungai Barito, Satu Orang Hilang
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Andi M Siddik, menyebut penguatan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar global serta meningkatnya permintaan menjadi pemicu utama kenaikan.
"Kenaikan harga ini memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani kelapa sawit, terutama yang sudah bermitra dengan perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit (PKS),” terangnya.
Untuk periode 16-30 September 2025, harga rata-rata tertimbang CPO ditetapkan sebesar Rp 14.248,91 per kilogram.
Sementara kernel berada di Rp 12.453,08 per kilogram, dengan indeks K tercatat 88,30 persen.
Angka itu lebih tinggi dibandingkan periode 1-15 September yang masih berada di kisaran Rp 13.970,66 per kilogram untuk CPO dan Rp 11.923,10 untuk kernel.
Dari sisi harga TBS, seluruh kelompok umur tanaman sawit ikut terkerek.
Mulai dari pohon umur tiga tahun dengan harga Rp 2.906,61 per kilogram hingga pohon umur 10 tahun yang mencapai Rp 3.301,91 per kilogram.
"Kenaikan berlaku untuk semua kelompok umur, dengan persentase yang bervariasi,” jelas Andi.
Baca Juga: Giliran Pasar Segiri Samarinda akan Renovasi, Diusulkan Tahun Depan
Jika melihat catatan Disbun, kenaikan tersebut bukan fenomena sesaat. Tren positif sudah berlangsung konsisten sejak Juli lalu.
Pada periode 16-31 Juli, harga rata-rata CPO masih Rp 13.493,64 per kilogram. Angka itu naik bertahap di Agustus, mulai Rp 13.835,46 per kilogram di paruh pertama hingga menembus Rp 14.004,04 di akhir bulan.