kalimantan-timur

Sudahlah, Jadian Lagi Saja

Jumat, 7 Juni 2024 | 10:06 WIB
Faroq Zamzami

Sayangya, ini menurut saya, dari pantauan saya di pemberitaan di media, hampir semua pasangan kepala daerah itu berpotensi berbeda kendaraan pada pilkada nanti. Tak lagi bersama. Terlihat pergerakan mereka seperti akan jalan masing-masing. Bahkan sudah kentara seperti Samarinda yang mana Pak Andi Harun sudah digadang-gadang berpasangan dengan Pak Syaparuddin.

Pasangan ini semakin jelas muncul setelah tim mereka berkonsultasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda seputar syarat calon independen bulan lalu. Pak Rusmadi pun sudah digadang-gadang bakal maju sebagai Samarinda-1.

Begitu juga dengan Kabupaten Paser yang mana Ibu Syarifah Masitah Assegaf mendapat penugasan dari partainya sebagai bakal calon (balon) kepala daerah. Dia juga sudah mengambil formulir pendaftaran sebagai balon bupati di DPD Partai Golkar Paser. Sementara Pak Fahmi Fadli, sebagai petahan, juga partainya pemenang pada Pilkada Februari lalu, kembali diusung sebagai calon bupati, dan tengah mencari pasangan.

Di Berau pun begitu, belum ada kepastian apakah Ibu Sri Juniarsih Mas akan kembali berpasangan dengan Pak Gamalis. Pun demikian dengan Bontang. Sebelumnya santer dikabarkan Pak Basri Rase kembali akan berpasangan dengan Ibu Najirah. Bahkan ada foto kedekatan mereka untuk mendukung langkah tersebut. Namun belakangan, sepertinya kans untuk berpisah jalan justru semakin kentara terlihat.

Padahal saat kepemimpinan para kepala daerah itu lima tahun ke belakang, kita dapat melihat, kemajuan yang mereka buat untuk daerah masing-masing. Walaupun tentu tetap masih ada kekurangan di sana sini. Setidaknya secara umum saya melihat pembangunan kota sesuai trek dan konsolidasi internal di pemerintahan terlihat berjalan baik.
Kita lihat Samarinda. Saya lahir di Kota Tepian. Jadi kalau Lebaran pulang kampungnya ya ke sana. Saat mudik hari raya lalu, setelah hampir dua tahun tak pulang, saya merasakan ada geliat kemajuan di Samarinda. Keluar dari jalan tol Palaran sampai ke rumah saya di Loa Bakung perjalanan agak lebih nyaman.

Tak seperti dulu saat saya pulang, keluar tol dihadapkan jalan rusak, menuju Loa Bakung pun sudah jalan rusak, sempit, banyak truk parkir di pinggir jalan. Setidaknya terasa ada perubahanlah, walaupun masih ada beberapa pekerjaan rumah, seperti debu yang masih terasa walau tak sepekat dulu. Setidaknya ada kemajuan yang terasa di kota ini.

Pembangunan taman hingga infrastruktur menunjukkan kota ini benar-benar diurus di bawah kepemimpinan Pak Andi Harun dan Pak Rusmadi. Mereka mampu melanjutkan pembangunan yang sudah digagas kepala daerah sebelumnya.

Baca Juga: Debu Tak Bikin Rindu

Begitu juga di Kabupaten Paser. Yang berkesan bagi saya adalah saat mengedit berita tentang pembangunan infrastruktur di Paser, khususnya akses jalan yang kini sudah semakin baik untuk wilayah terpencil. Seperti aksen jalan ke Tanjung Aru di Kecamatan Tanjung Harapan.

Dulu, saat SMP, saya punya teman orang Tanjung Aru. Kami bersekolah di Balikpapan. Saat pulang kampung ke Tanjung Aru dia selalu mengatakan menumpang kapal. Biasanya kapal nelayan keluarganya yang sedang bersandar di Kampung Baru, untuk kemudian ikut menumpang saat kembali ke Tanjung Aru. Saat itu saya tak tahu di mana itu Tanjung Aru. Tahunya naik kapal pasti jauh. Belakangan baru tahu ternyata itu bagian dari Kaltim di Kabupaten Paser.

Di Berau juga berkembang. Saya suka Pemkab Berau menerapkan penganekaragaman pendapat daerah dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Tak hanya mengandalkan pariwisata yang memang jadi unggulan kabupaten ini sejak dulu. Tapi mereka juga memaksimalkan sektor perkebunan. Bulan lalu, dari Berau sering saya mengedit berita tentang harga kakao yang semakin “manis”.

Petani kakao jadi naik daun. Pemerintah daerah pun langsung tancap gas, mengambil peran yang seharusnya dilakukan, seperti memberi pengetahuan lebih seputar pertanian kakao, dan aneka pelatihan lainnya. Tentu muaranya adalah untuk meningkatkan perekenomian warga yang menggantungkan hidup dari berkebun kakao.

Dan juga tentu menjadikan kakao sebagai komoditas andalan daerah. Dan tentu, sekali lagi, membuat daerah ini tak hanya menggantungkan hidup pada pariwisata dan pertambangan batu bara seperti kebanyakan daerah di Benua Etam.

Beberapa hari terakhir juga saya mengedit tentang pembangunan di kawasan terpencil, penyemenan jalan di desa-desa, dan peningkatan akses penghubung kawasan kecamatan hingga ke kampung-kampung. Ya daerah-daerah seperti Berau dan Paser yang memiliki wilayah yang luas, tentu akses pembangunan antar wilayah salah satu yang terpenting.   

So, kepada para pasangan kepala daerah di atas janganlah terpecah. Saya tak punya tendensi apapun menyorong ide ini. Saya hanya ingin pembangunan di masing-masing daerah yang sudah berjalan bisa dilanjutkan. Karena yang diuntungkan pasti masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini