Program seperti apa yang ia tawarkan kepada masyarakat? Melihat dari program unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, dan Effendhi Djuprianto, ia menilai berpihak kepada masyarakat. Ia merasa inilah yang patut diperjuangkan untuk masyarakat. “Melihat program dari dr. Khairul memang bagus dan perlu kita dukung itu. Nah, ini yang kami kawal karena berpihak ke masyarakat. Kalau tidak berpihak ke masyarakat, itulah tugas kita. Itu menurut saya, tidak tahu bagaimana dengan teman-teman lainnya,” katanya.
Apakah merasa terbebani dengan tugas dan tanggung jawab anggota dewan ke depan? Ia mengaku tidak ada beban yang begitu dipikirkan. Ya, sepengetahuannya yang menjadi tugas dasar seorang anggota dewan adalah mengawasi, budgeting atau anggaran dan legislasi.
“Kalau pun jadi anggota dewan, saya merasa tidak ada beban karena saya tidak menjanjikan apa-apa, seperti akan memperbaiki jalan rusak dan sebagainya. Karena saya sadar, kalau kita terlalu menjanjikan, dewan bukan pengguna anggaran tapi mengawasi. Yang menggunakan anggaran itu SKPD,” tutupnya.
Sementara itu, caleg dari partai Partai Perubahan Indonesia (Perindo) Mellyana Anggraeni. Saat dikonfirmasi Radar Tarakan, Mely, sapaan akrabnya, mengatakan tidak terlalu menaruh harapan sebelum hasil dikeluarkan. Meski demikian, ia menerangkan jika dirinya berhasil menjadi penyambung lidah masyarakat tentu menjadi tantangan tersendiri baginya. Walau begitu, ia mengaku optimistis dapat menjalankan amanah tersebut sesuai yang diharapkan.
“Kalau optimistis pasti, cuma saya tidak berekspektasi banyak sebelum adanya hasil resmi keluar. Jika resmi nanti tentu ini menjadi tantangan baru bagi saya. Tapi saya yakin mampu mengemban tugas ini sesuai amanah masyarakat,” tuturnya.
Mengenai biaya yang dikeluarkan dalam kampanye, ia mengaku tidak menyiapkan dana khusus. Hanya, ia tidak menepis dalam persaingan politik memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi untuk seseorang yang baru di dunia politik seperti dirinya. Walau begitu, ia mengaku hanya bermodalkan keyakinan saja.
“Tidak ada anggaran khusus yang saya siapkan dalam kampanye. Memang kami semua paham politik memerlukan biaya besar. Tapi saya hanya mengandalkan relasi teman-teman, dan teman-teman saya cukup solid mendukung saya maju sebagai wakil rakyat. Alhamdulillah atas dukungan teman-teman yang juga membantu mempromosikan saya akhirnya saya mendapat kepercayaan masyarakat. Memang saya juga keluar uang tapi tidak besar sekitar Rp 10 jutaan saja. Karena untuk sosialisasi sama warga kan butuh konsumsi juga,” tuturnya.
Caleg Dapil Tarakan Timur ini pun mengungkapkan strateginya dalam berkampanye. Ia menerangkan strateginya dalam mengambil hati masyarakat adalah mau memahami dan mendengarkan keluhan masyarakat. Selain itu, memperluas jaringan pergaulan kepada teman sebaya juga merupakan faktor penting meraup suara.
“Yang penting mau mendengar keluhan atau pun nasehat masyarakat yang lebih tua dengan mendengar masyarakat akan merasa dihargai. Selain itu kalau saya sendiri juga mengandalkan jaringan pergaulan. Akhirnya dari pergaulan itu akhirnya teman-teman memperkenalkan saya sama tetangganya melalui mulut ke mulut dan akhirnya itu cukup efektif,” pungkasnya.
PEMBANGUNAN DESA TERISOLIR PR UTAMA
Panggilan jiwa para caleg terpilih juga membuat mereka yakin mampu menjalankan amanah dengan baik. Norhayati Andris, hampir dipastikan melenggang untuk kedua kalinya ke DPRD Kaltara. Meski hasil resmi dari KPU belum dirilis, namun dari perolehan suara sementara yang didapatkan pihaknya sangat yakin dapat melenggang ke parlemen.
“Kami yakin dan bersyukur atas hasil pleno kemarin karena mendapatkan 2 kursi. Tentunya ini merupakan hasil kerja keras dan kerjasama kawan-kawanlah. Untuk perolehan suara sekitar 3.125. Sebagai penyambung lidah masyarakat, tentunya ini merupakan suatu amanah dari rakyat kepada kami untuk dapat menyampaikan aspirasi mereka,” ujarnya, kemarin (5/5).
Ia menerangkan, meski belum dapat menyelesaikan segala persoalan di masyarakat, namun pihaknya akan terus berupaya melanjutkan pekerjaan rumah (PR) tersebut hingga aspirasi masyarakat dapat terealisasi. Selain melanjutkan program yang belum sempat terealisasikan, ia menegaskan jika pihaknya akan selalu menjadi ujung tombak program pemerintah pusat dalam membangun kawasan perbatasan.
“Tentu PR kami masih banyak, karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan, pendidikan dan masih banyak desa yang membutuhkan pembangunan infrastruktur lagi. Kemudian program pemerintah yang juga merupakan visi-misi presiden Indonesia siap menjadi ujung tombak memperjuangkan program itu dan siap merealisasikannya,” tuturnya.