• Senin, 22 Desember 2025

Penyesuaian TBA Dinilai Tak Relevan

Photo Author
- Senin, 27 Mei 2019 | 12:24 WIB

"Rute favorit itu sudah full seperti Surabaya, Makassar dan yang ada sekarang. Diperkirakan itu puncak arus mudiknya pada tanggal 29 Mei sampai tanggal 2 Juni. Saat ini yang tersisa hanya tujuan Balikpapan," ungkapnya, kemarin (26/5).

Meski terjadi peningkatan penumpang hampir 100 persen, namun ia menerangkan saat ini Lion Air tidak mempersiapkan extra flight. Karena menurutnya, Peningkatan tersebut masih dalam batas kewajaran.

"Kalau mengantisipasi lonjakan penumpang, saat ini kami masih normal-normal saja jadi untuk saat ini tidak ada. Kalau pun ada yang tidak mendapatkan tiket, paling hanya 1 atau 2 orang saja per hari. Artinya, kenaikan jumlah permintaan belum signifikan," jelasnya.

Meski demikian, ia menjelaskan selain penerbangan Balikpapan, saat ini pihaknya tidak lagi dapat menyediakan pembelian tiket ke daerah lain. Hal tersebut dikarenakan seluruh tiket berbagai tujuan sudah habis terjual.

"Tapi untuk saat ini, untuk penyediaan tiket sudah tidak ada lagi walaupun ada uang tetap tidak bisa karena tiket keberangkatan sudah full," ujarnya.

Dengan kondisi saat ini, ia mengaku pihaknya mengalami peningkatan pengangkutan penumpang yang hari biasa hanya sekitar 400 orang, saat ini menjadi 800 orang diangkut 6 unit pesawat.

"Kalau persediaannya itu untuk rute Surabaya itu kapasitasnya 189, Makassar juga 189, kurang lebih hampir 800-an orang yang kami angkut setiap hari. Dari mulai pagi sampai malam. Untuk diangkut dengan 6 unit pesawat. Itu untuk yang berangkat, tapi untuk penumpang datang itu masih normal saja," tuturnya.

Lion Air sama sekali belum menaikkan menaikkan harga tiket. Bahkan ia menjelaskan, terhitung sejak 18 Mei pihaknya telah melakukan penurunan harga tiket hingga 16 persen.

“Harga tiket itu tidak ada perubahan, malah sudah menurunkan harga tiket tanggal 18 Mei kemarin. Karena kami sudah diatur oleh ketentuan, kami tidak bisa melebihkan dari ketentuan yang ada. Contoh, Makassar itu hari biasa harganya Rp 1,6 juta, tapi tanggal 18 kemarin, turun menjadi Rp 1,4 termasuk Surabaya dan Jakarta dari Rp 2,2 juta sekarang jadi Rp 1,8 juta. Turunnya Rp 400 ribu, turun 16 persen dari  yang sebelumnya," jelasnya.

District Manager Sriwijaya Air Tarakan Adhis Nico mengungkapkan peningkatan penumpang masih dalam angka 40 persen. Selain itu, ia menegaskan meningkatnya arus mudik tidak membuat pihaknya menaikkan harga tiket pesawat.

"Saya kira di momen seperti ini semua maskapai mengalami hal sama. Ada kenaikan sekitar 40 persen. Kalau harga tiket seperti tujuan Surabaya dan Jakarta Rp 2 jutaan ke atas. Cuma seperti maskapai lain ketika tingkat termurah sudah full maka penjualan beralih ke tingkat atasnya. Otomatis dapat lebih mahal lagi," tuturnya.

Harga tiket termurah tujuan Jakarta, Surabaya dan Makasaar, berada di angka Rp 2 juta. Meski begitu, jika tiket termurah telah habis, maka penjualan beralih kelas tiket selanjutnya yang harganya di atas harga sebelumnya. "Maskapai itu diatur dalam batas atas dan batas bawah, tidak boleh dijual lebih murah atau pun lebih mahal. Jadi begini, semua kan ada tingkatannya. Jadi misalnya kami buka pertama penjualan tiket di harga Rp 2,4 juta tapi karena kuota Rp 2,4 juta ini habis, jadi otomatis yang tersisa Rp 3,2, Rp 3,6 juta sampai Rp 3,9 juta. Ini kan pas momen ramai tapi saya yakin kalau pada hari biasa, penumpang tidak akan kehabisan tiket kelas pertama. Jadi kalau sesama penumpang menemukan perbedaan harga tiket berarti tingkatan, berarti kelas tiket mereka beda. Karena daya beli penumpang meningkat," jelasnya. (shy/*/zac/lim)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X