“Jika keenam provinsi ini dapat memberantas buta aksara di daerahnya masing-masing, maka angka buta aksara Indonesia akan menurun secara signifikan,” katanya.
Muhadjir menjelaskan, bebas dari buta aksara bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ini tentu sangat dibutuhkan, apalagi tantangan masa depan tidaklah semakin mudah. Hidup di abad 21 tidak cukup hanya berbekal sekadar bisa baca, tulis dan berhitung (Calistung). Selain keterampilan membaca, menulis dan berhitung, menurutnya setiap orang dewasa dituntut menguasai literasi digital, literasi keuangan, literasi sains, literasi kewargaan dan kebudayaan.
“Gerakan pemberantasan buta aksara di seluruh dunia mungkin akan bergeser menjadi gerakan penguasaan enam literasi dasar,” ujarnya. (*/one/nas/jpg/lim)