Sudah jamak terjadi di setiap pemilu diwarnai dengan aksi politik uang. Hanya, praktik ini susah dibuktikan, meski tampak di depan mata.
TANJUNG SELOR - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bulungan menerima satu laporan terkait dugaan politik uang yang dilakukan salah satu pihak dalam pemilu kali ini. Laporan tersebut masih dalam proses penelusuran, apakah pelakunya tim dari calon legislatif (caleg), calon presiden (capres), atau caleg itu sendiri.
Ketua Bawaslu Bulungan Dwi Suprapto mengatakan, laporan yang masuk berasal dari masyarakat yang mengaku mendapatkan uang dari pihak tertentu untuk memilih caleg atau capres tertentu.
Baca Juga: Merasa Anaknya Dicurangi, Orangtua Caleg di Tana Tidung Kaltara Minta Pemungutan Suara Ulang
"Laporan ini kami terima sebelum pemungutan suara, dan kami langsung melakukan klarifikasi kepada pelapor. Kami juga meminta bukti berupa uang, kuitansi, atau rekaman yang bisa menunjukkan adanya money politics," ujarnya, Jumat (16/2).
Baca Juga: Monyet Liar Maling Celana Dalam dan Culik Anak Kucing Bikin Warga Tarakan Kesal
Pihaknya masih kesulitan untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas money politics tersebut, karena pelapor tidak mengetahui secara pasti siapa yang memberikan uang tersebut. Informasi yang diterima pihaknya, ada pemberian uang yang diberikan oleh orang yang tidak dikenal.
"Kami masih mencoba untuk melacak siapa orang tersebut, apakah benar-benar dari tim caleg atau capres, atau hanya oknum yang ingin mencoreng nama caleg atau capres tersebut," tuturnya.
Bawaslu Bulungan berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap laporan yang masuk, baik sebelum maupun sesudah pemungutan suara, asalkan ada bukti yang kuat dan cukup. Jika pihaknya menemukan adanya bukti yang valid dan meyakinkan, akan menindak. Serta berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk ditindak sesuai aturan yang berlaku.
"Money politics adalah pelanggaran yang sangat serius, karena bisa merusak integritas pemilu dan mengganggu hak konstitusional masyarakat untuk memilih secara bebas dan adil," tegasnya.