• Senin, 22 Desember 2025

Menteri Pariwisata Widiyanti Buka Erau 2025, Sanjung Konsistensi Kukar Menjaga Peradaban

Photo Author
- Minggu, 21 September 2025 | 16:57 WIB
Pembukaan seremonial Erau Adat Kutai 2025 yang dihadiri Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana (Elmo/Prokal.co)
Pembukaan seremonial Erau Adat Kutai 2025 yang dihadiri Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana (Elmo/Prokal.co)

PROKAL.CO, TENGGARONG – Menjadi marwah masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) selama ratusan tahun, Erau Adat Kutai Tahun 2025 resmi dimulai pada hari Minggu (21/9) ini. Dimulai pada pagi hari dengan mendirikan Tiang Ayu di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Dilanjutkan dengan pembukaan seremonial berupa pembacaan sabda yang dibacakan Sultan Aji Muhammad Arifin, pemukulan gong serta pembakaran brong di Stadion Rondong Demang.

Sebagai pesta rakyat Kukar, Erau tahun 2025 ini terasa spesial dengan kehadiran perdana Menteri dari Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran. Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Widiyanti Putri Wardhana hadir langsung menyaksikan pembukaan seremonial Erau di Kota Raja. Didampingi sang suami Wishnu Wardhana, Widiyanti tampil ciamik dengan baju adat Kutai, Takwo.

Menpar Widiyanti turut didampingi beberapa pejabat utama Kaltim, dari Gubernur Rudy Mas’ud bersama sang wakil Seno Aji dan Forkopimda Kaltim. Bupati dan Wakil Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri bersama Rendi Solihin beserta kepala daerah dari Kaltim dan sultan-sultan dari daerah lain.

Kehadiran Menpar Widiyanti meninggalkan kenangan membekas bagi ribuan masyarakat yang menyaksikan di waktu akhir pekan ini. Sebelum membaca sambutan, Widiyanti menyapa masyarakat dengan bahasa Kutai. Yang berbunyi “Nyawa ndak menyapa dingsanak yang ada di sini, apa habar kita segala? Nyawa handak bepantun dulu yoh, kawa je kah?”

Widiyanti menanyakan kabar seluruh masyarakat, dan minta izin untuk membaca pantun sebelum menyampaikan sambutannya. Pun pembukaan ini disambut meriah masyarakat, meski menghadapi teriknya matahari. Namun mereka semua memiliki semangat yang sama, menyaksikan event tahunan terbesar Kukar yang tahun ini membawa tema ambisius “Menjaga Marwah Peradaban Nusantara”.

“Pernah kah kita bayangkan bagaimana sebuah peradaban yang lahir ratusan lalu masih bisa kita saksikan dan rayakan hari ini. Jawabannya ada di Erau Adat Kutai 2025 ini di Tenggarong, Kalimantan Timur. Hari ini saya sungguh berbahagia berada di masyarakat Kaltim, khususnya Kukar untuk menyaksikan warisan sejarah, budaya dan keehidupan masayrakat yang berpadu menjadi suatu perayaan yang penuh makna,” tutur Widiyanti dalam sambutannya.

Dalam kesempatan ini, Widiyanti menyampaikan rasa kagum dan apresiasinya terhadap seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat. Yang telah bergotong royong menjaga tradisi Erau tetap lestari dan berkembang di tengah derasnya perubahan zaman. Melalui ritual-ritual seperti Bepelas, Beseprah dan Belimbur, terdapat penghormatan terhadap alam. Namun Erau tidak berhenti pada sisi spiritual saja, tapi tumbuh menjadi ruang perjumpaan budaya.

“Kukar sendiri adalah pusat peradaban tertua di nusantara, dari kerajaan bercorak hindu hingga kesultanan yang berperan penting dalam sejarah kalimantan. Jejak kejayaan itu masih hidup dalam pesta adat Erau,” lanjutnya.

Widiyanti mengatakan bahwa Kemenpar RI telah meluncurkan program Event by Indonesia, yang berkomitmen menghadirkan event-event berkelas dunia yang lahir dari kekayaan lokal bangsa. Pun melalui Kharisma Event Nusantara, Kemenpar RI berupaya mengkurasi event unggulan dari seluruh penjuru negeri, dan Erau berpotensi menjadi festival budaya yang menjadi kebanggaan seluruh Indonesia.

“Dari event ini kita belajar bahwa warisan leluhur tidak berhenti sebagai kenangan masa lalu, tapi jadi energi membangun masa depan. Mari kita jaga, kita rawat, dan kita kembangkan bersama pesta adat Erau,” tutup Widiyanti.

Sementara itu Bupati Kukar Aulia Rahman Basri turut berharap pelaksanaan upacara Adat Erau tahun 2025 ini menjadi cerminan, ajakan, sekaligus pengingat bagi seluruh masyarakat. Cerminan bahwa keagungan warisan leluhur, menjadi ajakan untuk bersama-sama memikul tanggung jawab pelestarian budaya, dan pengingat bahwa masa depan sebuah bangsa yang besar hanya dapat dibangun di atas fondasi peradaban yang kokoh dan bermartabat.

“Saya atas nama Pemkab Kukar berharap kepada seluruh masyarakat agar turut menjaga kesakralan seluruh rangkaian upacara adat Erau dengan tidak melakukan berbagai tindakan yang dianggap menyalahi norma, nilai dan ketentuan adat yang berlaku,” tutup Aulia. (adv/moe)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X