• Senin, 22 Desember 2025

“Surga” Tersembunyi di Pintu Gerbang Indonesia Timur

Photo Author
Indra Zakaria
- Senin, 26 Februari 2024 | 07:38 WIB
MENAWAN: Wisata alam memang kini tengah digandrungi. Bahkan banyak orang yang berpeliseran mendatangi tempat tersebut meski rela merogoh kocek yang lumayan. DOKUMENTASI PRIBADI-EKRAF
MENAWAN: Wisata alam memang kini tengah digandrungi. Bahkan banyak orang yang berpeliseran mendatangi tempat tersebut meski rela merogoh kocek yang lumayan. DOKUMENTASI PRIBADI-EKRAF

 

Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung di Jalan Poros Maros-Bone, Km 12, Kallabirang, Kecamatan Bantimurung. Sekitar satu jam dari Makassar. Di sana bak “surga” wisata alam yang tersembunyi. Daya tarik yang luar biasa, mulai air terjun, penangkaran kupu-kupu, dan keindahan batuan stalaktit dan stalakmit. 

 

PENGUNJUNG dapat suguhan yang luar biasa. Tempat tersebut biasanya ramai ketika libur maupun akhir pekan. Sebuah tempat yang sejatinya bisa mendatangkan keuntungan yang luar biasa. Jelajah gua, bertualang di alam bebas, panjat tebing, bermain air. Kawasan tersebut cocok dikunjungi bersama teman dan keluarga.

        Masih dalam Kawasan Taman Nasional Bantimurung, ada Danau Toakala, atau dikenal juga dengan nama Danau Kassi Kebo. Danau alami yang ukurannya tak besar. Airnya biru kehijauan. Dikelilingi tebing-tebing terjal serta dihiasi hamparan pasir putih di tepiannya. “Danau itu masih natural, dan banyak yang berswafoto,” ujar Pepito, pria yang memang doyan berpeliseran mendatangi tempat wisata alam. Di sana pula hidup ratusan jenis kupu-kupu. Biasanya muncul pada masa peralihan musim.

Baca Juga: Modal Seadanya untuk Menguji Ketangguhan

        Bentang batuan karst terindah dan terbesar kedua di dunia. Kawasan tersebut bahkan populer lewat buku “The Malay Archipelago” lewat eksplorasi naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace pada 1857. Sejak Oktober 2004, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup meresmikan kawasan tersebut sebagai taman nasional. Tempat tersebut juga dijuluki The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-Kupu), serta The Spectacular Tower Karst (Menara Karst Spektakuler). Hingga akhir 2016, teridentifikasi 240 jenis Papilionoidea (kupu-kupu ekor layang-layang) berada di kawasan TN Bantimurung-Bulusaraung.

Sementara perlu diketahui pula separuh dari luas kawasan konservasi di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung adalah ekosistem karst. Karst adalah daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori, sehingga air di permukaan tanah selalu merembes dan mengalir ke dalam tanah. Karst juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah itu dibentuk terutama pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. “Memang wisata alam itu lebih terasa feel-nya sih. Makanya banyak tempat yang memang harus jadi tujuan wisata. Kita harusnya bersyukur sih, banyak dikasih tempat yang indah dan keren-keren,” sambung Pepito.

Di dalam taman nasional tersebut terdapat karst sekitar 22.800 hektare (ha) yang memiliki tipe menara karst (tower karst). Diklaim sebagai terbesar dan terindah kedua di dunia setelah kawasan karst di Tiongkok seluas sekitar 46.200 ha. Dari laporan 2016, Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung mencatat ratusan gua sudah ditemukan, terdiri 216 gua alam dan 41 gua prasejarah. Bahkan gua terdalam dan terpanjang di Indonesia ada di kawasan itu yang tercatat dalam Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) pada 2015, yaitu Leang Pute sedalam 263 meter di bawah permukaan tanah, serta Gua Salukang Kallang dengan panjang 12.263 meter. (dra/k16)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X