• Senin, 22 Desember 2025

Ini Dampak Psikologis bagi Anak yang Dipelihara oleh Ayah Tunggal

Photo Author
- Jumat, 25 Oktober 2024 | 11:00 WIB
ilustrasi ayah dan anak
ilustrasi ayah dan anak

Tentu ada dampak baik dan buruk bagi anak yang dipelihara oleh orangtua tunggal, baik oleh ibu ataupun ayahnya. Informasi yang dirilis oleh Census Bureau di tahun 2012, semakin banyak saja anak yang dibesarkan oleh single parent atau orang tua tunggal. Dibandingkan dengan anak yang memiliki dua orang tua yang tinggal di dalam satu rumah, anak-anak dengan single parent cenderung rentan mengalami kondisi finansial dan edukasi yang lebih buruk. Selain itu, terdapat pula pengaruh psikologis lain yang turut membentuk perilaku anak dan pencapaiannya dalam kehidupan. 

Baca Juga: Ayah Jadi Single Parent, Bagaimana Perannya untuk Memenuhi Kebutuhan Anak?

Namun disini kita bahas dulu, tentang dampak psikologis bagi anak yang dipelihara oleh ayah tunggal. Yuk kita cek.

Kuat dan mandiri: Anak yang dibesarkan oleh ayah tunggal cenderung lebih mandiri dan bertanggung jawab sejak usia dini.

Percaya diri: Dengan dukungan yang tepat, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan memiliki harga diri yang tinggi.

Lebih dekat dengan orang tua: Ikatan antara anak dan ayah tunggal cenderung lebih kuat dibandingkan dengan keluarga inti.

Namun, ada juga potensi dampak negatif yang perlu diperhatikan. Apa saja?

Perasaan kesepian: Anak mungkin merasa kesepian, terutama jika tidak memiliki saudara kandung atau teman sebaya yang dekat.

Masalah emosi: Anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, seperti marah, sedih, atau cemas.

Perbandingan dengan teman: Anak mungkin merasa berbeda dengan teman-temannya yang memiliki kedua orang tua.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana menekan dampak negatif secara psikologis bagi anak anak yang dipelihara oleh ayah tunggal? Setidaknya ada 3 cara. 

Pertama, berikan perhatian yang cukup: Luangkan waktu berkualitas bersama anak Anda.

Kedua, bantu anak mengembangkan keterampilan sosial: Ajak anak berinteraksi dengan orang lain, seperti teman sebaya atau keluarga.

Dan terakhir, cari bantuan profesional jika diperlukan: Jika anak Anda mengalami kesulitan yang signifikan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: prokal.co

Tags

Rekomendasi

Terkini

X