6. "Aku bersumpah..."
Satu di antara cara mereka menguatkan cerita tidak benar adalah mengucapkan sumpah tidak perlu. Janji dramatis ini bertujuan meningkatkan validitas pernyataan palsu mereka di mata pendengar.
7. "Aku tidak ingat itu."
Mereka sering berpura-pura lupa detail penting atau seluruh peristiwa menghindari konfrontasi. Frasa ini menjadi taktik efektif mengelak pertanyaan lanjutan membongkar kebohongan mereka.
8. "Mengapa aku harus berbohong?"
Pertanyaan retoris ini dilemparkan membuat lawan bicara merasa bersalah karena curiga. Tujuannya mengalihkan perhatian dari substansi kebohongan dengan menempatkan keraguan pada niat penanya.
9. "Itu cerita panjang." atau "Itu rumit."
Frasa ini digunakan sebagai alasan tidak memberikan detail spesifik atau penjelasan lebih lanjut. Mereka menghindari kerumitan jika harus merangkai kebohongan dengan lebih banyak rincian.
10. "Aku sibuk." atau "Aku tidak punya waktu."
Mereka sering memakai alasan kesibukan menghindari interaksi lebih lanjut atau pertemuan. Ini adalah cara nyaman mengakhiri percakapan atau menghindari pertanyaan menguak ketidakbenaran pernyataan. Mengenali frasa-frasa umum ini bisa sangat membantu kita menavigasi interaksi sehari-hari lebih bijak. Meskipun tidak semua orang menggunakannya pembohong kompulsif, kesadaran pola tersebut meningkatkan kewaspadaan kita. (*)