• Senin, 22 Desember 2025

Laki-laki dan Skincare: Wajah Baru Maskulinitas di Era Ini

Photo Author
- Kamis, 10 Juli 2025 | 16:25 WIB
Ilustrasi pria dan skincare.
Ilustrasi pria dan skincare.


Dulu, merawat wajah sering diasosiasikan sebagai hal yang hanya dilakukan perempuan. Laki-laki yang memakai pelembab atau sabun muka khusus sering kali dicibir dan dianggap “kurang jantan”, tapi hari ini, anggapan itu mulai luntur. Laki-laki di era ini makin terbuka dengan rutinitas perawatan diri. Skincare bukan lagi tentang penampilan semata, tapi tentang kesehatan dan bentuk penghargaan pada diri sendiri.

Di media sosial, laki-laki dari berbagai latar belakang berbagi pengalaman mereka memakai sekincare seperti toner, sunscreen, atau serum, tanpa rasa malu. Mereka menyadari bahwa merawat kulit bukan berarti lemah, justru menunjukkan bahwa mereka peduli dan bertanggung jawab terhadap tubuh sendiri.

Baca Juga: Kopi atau Teh? Pilihan Minumanmu Menunjukkan Sisi Asli Kepribadianmu!

Menurut Euromonitor International (2023), pasar skincare pria di Asia Tenggara naik lebih dari 30% dalam lima tahun terakhir. Indonesia menyumbang angka signifikan dari pertumbuhan itu. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak laki-laki yang sadar bahwa merawat kulit bukan soal estetika semata, tapi bagian dari hidup sehat.

Di era ini, perawatan kulit bukan hanya soal penampilan, ini juga bagian dari self-care. Bagi laki-laki terutama anak muda, skincare kini jadi bagian penting dari merawat diri—bukan simbol kelemahan.

Di TikTok akun seperti @skincarebyhyram (Hyram Yarbro), @dermdoctor (dr. Muneeb Shah), dan @yayayayoung (Young Yuh) membuktikan tren ini bukan sekadar isapan jempol:

• Hyram Yarbro (@skincarebyhyram) dikenal dengan seri “The Truth About”, di mana ia mengurai fakta dan mitos skincare secara santai—membantu laki-laki memahami produk seperti sunscreen dan face wash.

• dr. Muneeb Shah (@dermdoctor) sering menjelaskan konsep medis skincare, seperti pentingnya sunscreen untuk mencegah penuaan dan jerawat—penjelasannya mudah dimenegerti dan ditunjukkan juga untuk audiens laki-laki.

• Young Yuh (@yayayayoung) menyajikan rutinitas skincare laki-laki dengan cara lucu dan relatable, menunjukkan bahwa laki-laki juga bisa tampil rapi tanpa takut dicemooh.

Ini bukan hanya tren estetika. Studi dari Journal of Adolescent Reseatch (2023) menyebut, membaca atau menonton konten fiski maupun perawatan diri membantu remaja dan dewasa muda mengelola stress, meningkatkan kesadaran diri dan empati dan skincare menjadi bagain dari itu.

Di balik tren ini, ada perubahan besar dalam cara kita memahami maskulinitas. Laki-laki tidak lagi dituntut untuk selalu keras, cuek, atau dingin. Justru, mereka mulai diajak untuk jujur pada diri sendiri, merawat tubuh, dan membanguun hubungan yang lebih sehat baik dengan orang lain, maupun dengan diri sendiri.

Namun, tantangan tetap ada. Masih banyak stigma di masyarakat yang menganggap skincare sebagai “bukan untuk laki-laki.” Padahal kulit wajah tidak mengenal jenis kelamin. Semua orang, laki-laki maupun perempuan punya hak untuk merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuhnya sendiri.

Pada akhirnya, laki-laki tidak harus tampil sempruna atau “glowing”. Tapi punya rutinitas perawatan diri, sekecil apapun, adalah bentuk cinta pada diri sendiri. Dan itu, adalah bentuk kekuatan yang sesungguhnya. (Arsandha Agadistria Putri)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X