Bom Molotov, atau yang lebih dikenal sebagai koktail Molotov, adalah jenis senjata pembakar (incendiary weapon) yang dibuat secara darurat. Senjata ini sangat sederhana namun efektif, dan telah digunakan dalam berbagai konflik dan kerusuhan di seluruh dunia karena mudah dibuat dari bahan-bahan yang umum ditemukan.
Baca Juga: Sembunyi di Samboja, Polresta Samarinda Tangkap 2 Dalang Pembuatan Bom Molotov untuk Demo
Asal-Usul Nama: Dari Cemoohan Menjadi Julukan Bersejarah
Nama "Molotov cocktail" tidak berasal dari bahasa Finlandia, melainkan diciptakan dan diberi nama oleh tentara Finlandia selama Perang Musim Dingin (1939-1940) melawan invasi Uni Soviet.
Saat itu, Menteri Luar Negeri Soviet, Vyacheslav Molotov, mengklaim di radio bahwa pesawat-pesawat Soviet yang menjatuhkan bom di kota-kota Finlandia sebenarnya hanya menjatuhkan bantuan kemanusiaan dalam bentuk "keranjang roti" untuk memberi makan warga sipil yang kelaparan.
Sebagai respons sinis terhadap propaganda tersebut, tentara Finlandia yang menghadapi invasi Soviet mulai menyebut bom-bom pembakar yang mereka buat sebagai "koktail Molotov," yang mereka sebut sebagai "minuman untuk menemani keranjang roti." Nama ini kemudian menyebar luas dan menjadi julukan global untuk senjata sederhana ini.
Bagaimana Bom Molotov Bekerja (Prinsip Dasar)
Secara umum, bom Molotov terdiri dari tiga komponen utama:
Wadah Pecah: Biasanya botol kaca yang mudah pecah, seperti botol minuman keras atau minuman bersoda.
Cairan Mudah Terbakar: Campuran cairan seperti bensin, alkohol, atau turpentin. Kadang-kadang ditambahkan bahan lain seperti oli motor untuk membuat api menempel pada target.
Sumbu: Kain atau sumbu yang disisipkan ke dalam botol dan dicelupkan ke dalam cairan. Sebelum dilempar, sumbu ini dinyalakan.
Mekanismenya adalah sebagai berikut: Ketika bom Molotov dilemparkan dan menghantam target keras, botol kaca akan pecah, menyebarkan cairan mudah terbakar. Pada saat yang sama, api yang berasal dari sumbu akan menyulut cairan yang tersebar, menciptakan bola api dan membakar area target.
Penggunaan dalam Sejarah dan Masa Kini
Perang Musim Dingin (1939-1940): Awalnya digunakan oleh tentara Finlandia untuk menghancurkan tank-tank Soviet. Efektivitasnya yang mengejutkan menjadikannya senjata antipersonal dan anti-kendaraan yang efektif di luar metode konvensional.