BOLMONG – Alat berat masih bekerja untuk membuat jalan akses menuju lubang maut tambang emas di Desa Bakan, Bolaang Mongondow (Bolmong), hingga kemarin (2/3). Belum ada satu pun korban yang dapat dievakuasi. Hal itu membuat beberapa keluarga korban geram. Mereka memaksa untuk bisa dilibatkan dalam proses evakuasi tersebut.
Keributan sempat terjadi di pos logistik di depan akses masuk PT JRBM. Beberapa perwakilan keluarga korban berkumpul sejak pagi. Hal itu terkait dengan pernyataan bupati Bolmong yang memperbolehkan mereka mengikuti proses evakuasi. Namun, saat mereka berkumpul, justru jawaban berbeda yang diterima dari perwakilan perusahaan dan Basarnas. Seketika mereka mengamuk dan kecewa dengan proses evakuasi yang dilakukan petugas.
Keributan tersebut kemudian dapat diredam Wakil Wali Kota Kotamobagu Nayodo Kurniawan. Pihaknya membuat kesepakatan dengan perusahaan bahwa yang dibolehkan masuk hanya perwakilan. ”Akhirnya yang kami izinkan hanya empat perwakilan keluarga,” ujarnya sambil memeluk pihak-pihak yang sempat tersulut emosi.
Pembatasan itu dimaksudkan untuk memperlancar proses evakuasi. Sebab, lokasi sekitar kejadian yang masih rawan longsor akan membahayakan warga. Selain itu, akses menuju lokasi tak bisa dimasuki sembarang orang. Karena harus melewati kawasan pertambangan milik perusahaan dengan jalan yang curam.
Di tempat terpisah, Kepala Basarnas Marsekal Madya (TNI) Bagus Puruhito ikut langsung memantau proses evakuasi. Dia mengatakan, dua hari kemarin hanya difokuskan untuk membuat akses menuju lokasi lubang penambangan emas tanpa izin (PETI) tersebut. Selain itu, kemungkinan kecil masih ada korban yang hidup. Sehingga tidak ada upaya evakuasi ke dalam lubang dalam dua hari kemarin.
Sebenarnya sudah ada jalan setapak yang bisa dilalui alat berat hingga tepat berada di atas lubang. Namun, ternyata diketahui, tepat di atas jalan tersebut terdapat lubang galian emas. Masih bagian dari PETI. Jika alat berat melintas di atasnya, dikhawatirkan jalan tersebut akan ambruk ke dalam lubang. Untuk itu, petugas telah berkoordinasi dan membuat jalan lain.
”Alat berat yang bisa bekerja juga terbatas. Hanya dua. Mereka harus membuat jalan memutar dengan tumpukan tanah hingga tepat berada di depan lubang,” terang Bagus.
Jalan tersebut yang nanti dipakai saat proses evakuasi. Termasuk ambulans yang akan membawa jenazah korban langsung ke RSUD Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Sementara itu, dengan beroperasinya alat berat, proses evakuasi dilakukan 24 jam nonstop. Petugas dibagi menjadi empat sif dalam sehari. Mereka akan bertugas secara bergantian enam jam sekali. Dimulai pukul 16.00 Wita kemarin hingga dipastikan seluruh korban telah terevakuasi. ”Meski ada SOP waktu, kami tidak memikirkan itu dulu. Yang penting, seluruh korban sudah diketahui keberadaannya,” tutur mantan ajudan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Hingga hari kelima setelah kejadian pada Selasa malam (26/2), beberapa pejabat daerah terus berdatangan ke lokasi longsornya lubang PETI. Selain kepala Basarnas dan wakil wali kota Kotamobagu, bupati dan wakil bupati Bolmong turut memantau proses evakuasi. Banyak kepala daerah yang datang karena banyak korban yang berasal dari dua wilayah tersebut.
Meski diperkirakan masih puluhan orang yang terjebak di dalam lubang, hingga kemarin warga yang melapor kehilangan anggota keluarganya baru 16 orang. Karena itu, kepada siapa saja yang keluarganya diduga menjadi korban, pemda meminta untuk melapor. Sebab, data-data yang masuk akan berguna dalam proses identifikasi dari tim DVI Polda Sulut.
Proses evakuasi bakal dimaksimalkan hari ini. Kepala Dinas Kesehatan Bolmong Sahara Albugis menjelaskan, setidaknya terdapat 26 mobil ambulans yang bersiaga di sekitar lokasi kejadian. Masing-masing berasal dari Bolmong, Minsel, Boltim, dan Kotamobagu. ”Selain ambulans, tenaga medis juga kami sediakan. Ada 150 orang petugas yang berjaga,” ucapnya.
Setelah dievakuasi dari lokasi kejadian, para korban akan langsung dibawa ke RSUD Kotamobagu. Sahara meminta warga menunggu di rumah sakit itu. ”Mungkin kondisi para korban akan sulit dikenali. Untuk itu, pihak keluarga bisa membantu dengan memberikan data primer dan sekunder guna memudahkan identifikasi korban,” tuturnya. (din/c9/git)