Kawasan Wisata Gunung Bromo Tengger Semeru resmi dibuka kembali pada Selasa (19/9) kemarin.
Hari pertama dibuka pasca kebakaran di Gunung Bromo, kunjungan wisatawan tampak belum normal.
Pada hari pertama itu, jumlah kunjungan wisatawan belum mencapai separuh dari rata-rata kunjungan wisatawan belum mencapai separuh dari rata-rata kunjungan wisatawan Gunung Bromo pada waktu normal.
Seperti dilansir JawaPos.com dari Radar Bromo, Kepala Bagian Tata Usaha Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Kabag TU TNBTS) Septi Eka Wardhani mengatakan bahwa wisata Gunung Bromo memang kembali dibuka pasca kebakaran di kawasan Teletubbies yang berhasil dipadamkan.
Namun pada hari pertama dibuka usai kebakaran, jumlah kunjungan wisatawan tidak sebanyak sebelum terjadinya kebakaran tersebut.
”Pengunjung wisata Gunung Bromo di hari pertama dibuka sekitar 360 orang. Jumlah itu belum terlalu banyak dibanding saat sebelum kebakaran,” kata Septi.
Menurutnya, tahun ini rata-rata kunjungan wisatawan Gunung Bromo setiap harinya mencapai 1.030 orang.
Berbanding terbalik dengan kondisi saat ini terutama setelah peristiwa kebakaran, jumlah kunjungan hanya sekitar 360 orang.
Kebanyakan para wisatawan itu masuk lewat pintu Coban Trisula di Kabupaten Malang dan Cemorolawang di Kabupaten Probolinggo.
“Setelah kebakaran, memang butuh proses untuk mengembalikan kunjungan wisata agar sama seperti sebelumnya. Diperkirakan, weekend nanti kunjungan kembali normal,” lanjutnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Septi pun kembali mengingatkan agar para pengunjung dan pelaku jasa wisata Gunung Bromo agar senantiasa mematuhi prosedur masuk kawasan, termasuk pula peraturan dan larangan yang berlaku.
Sebab, kendati kebakaran berhasil dipadamkan namun saat ini TNBTS masih dalam masa waspada kebakaran hutan.
Semua yang masuk ke kawasan ini dilarang membawa peralatan yang bisa menimbulkan kebakaran hutan. Seperti api unggun, perapian, kembang api, petasan, dan flare atau suar.
”Pengunjung harus menyampaikan pada petugas kalau memang mempunyai tujuan lain selain sebagai pengunjung wisata. misalnya prewedding. Nanti petugas akan membantu untuk simaksinya (izin masuk kawasan konservasi),” ungkapnya.***