• Minggu, 21 Desember 2025

Kontroversi Gus Miftah: Dari Video Viral Hingga Mundur dari Posisi Utusan Khusus Presiden, Ini Cerita Lengkapnya

Photo Author
- Jumat, 6 Desember 2024 | 15:11 WIB

PROKAL.CO, Gus Miftah, atau Miftah Maulana Habiburrahman, mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Pengumuman ini disampaikan di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, pada Jumat (6/12).

"Pada hari ini, dengan penuh kerendahan hati, saya memutuskan untuk mundur dari jabatan ini. Keputusan ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat Indonesia," ungkapnya dalam konferensi pers.

Gus Miftah menegaskan bahwa keputusan ini murni atas inisiatif pribadinya, bukan akibat tekanan dari pihak mana pun.

Kontroversi yang Memicu Pengunduran Diri

Keputusan Gus Miftah tidak lepas dari kontroversi yang mencuat baru-baru ini. Ia menjadi sorotan setelah sebuah video viral menunjukkan dirinya diduga merendahkan Sunhaji, seorang penjual es teh di Magelang. Meski Gus Miftah telah meminta maaf secara langsung, kasus ini tetap menuai kecaman luas.

Kritik terhadap Gus Miftah juga datang dari Partai Gerindra, partai yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.

Selain itu, kekecewaan publik tercermin dalam petisi daring di Change.org berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden”.

Petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 254 ribu tanda tangan hingga Jumat pagi, meningkat drastis dari hanya ribuan tanda tangan sejak diunggah pertama kali pada Rabu (4/12).

Respon Istana

Juru Bicara Kepresidenan, Ujang Komaruddin, menyatakan bahwa Presiden Prabowo selalu mendengarkan masukan dari berbagai lapisan masyarakat.

“Semua aspirasi, baik dari masyarakat biasa hingga tokoh nasional, menjadi pertimbangan penting Presiden,” ujarnya.

Fokus Baru Gus Miftah

Meskipun telah melepaskan jabatannya, Gus Miftah menegaskan komitmennya untuk tetap berdakwah dan mengabdi kepada masyarakat melalui pesantren.

“Saya akan terus mengabdi kepada umat, meskipun kini tanpa jabatan resmi di pemerintahan,” tuturnya.

Kasus ini menjadi refleksi penting bagi para tokoh publik. Di era digital, setiap tindakan dapat dengan cepat menyebar dan mendapat reaksi luas. Para pemimpin diharapkan semakin bijak dalam bersikap demi menjaga kepercayaan masyarakat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X