Keluarga besar Hutagalung sedang berduka. Malam Natal 24 Desember 2024 mestinya menjadi hari bahagia untuk keluarga, berubah menjadi duka mendalam untuk Natasya Hutagalung (24) yang sedang berada di Yogyakarta untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa (STPMD) APMD.
Natasya berasal dari Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat menjadi korban penyiraman air keras. Aksi penyiraman tersebut dilakukan Satim atas perintah Billy, mantan pacar Natasya. Akibatnya, Tasya mengalami luka parah di wajah, mata, dan tubuhnya. Bahkan dikhawatirkan kedua mata Tasya akan mengalami kebutaan karena siraman air keras tersebut.
Tante korban, Tarida Hutagalung (38) menceritakan kronologis peristiwa tersebut. Insiden itu terjadi ketika Tasya tengah bersiap untuk mandi di kamar mandi kosannya yang terletak di luar kamar.
Temannya, Maya, yang tadinya ingin ikut mandi, masih berada di kamar, sementara Tasya pergi lebih dahulu menuju kamar mandi. Tanpa diduga, sebuah serangan kejam terjadi.
Seorang pelaku (Satim)yang mengenakan masker dan bersembunyi dalam kegelapan, tiba-tiba menyiramkan air keras ke wajah Tasya.Satim lalu kabur, melarikan diri memakai sepeda motor dengan menyamar menggunakan jaket ojol dan masker meninggalkan Indekos korban yang berlokasi di Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta.
Air keras itu mengenai wajah dan mata Tasya dengan sangat dahsyat, menyebabkan luka-luka serius yang diperkirakan akan mengancam penglihatan Tasya.
Kejadian tersebut langsung membuat geger teman-teman kos yang berada di sekitar, termasuk Maya yang segera memberitahukan keluarga Tasya. Saat ini, Tasya tengah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Dokter yang menangani mengatakan bahwa mata Tasya kemungkinan besar akan mengalami kebutaan akibat luka bakar yang sangat parah di bagian tersebut.
Keluarga besar Hutagalung, yang telah tinggal lebih dari 30 tahun di Natai Panjang, Ketapang, masih dalam keadaan terpukul dengan kejadian tersebut.
Mereka berharap pelaku yang melakukan aksi sadis dihukum setimpal sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Tarida, yang menulis postingan di media sosial untuk meminta dukungan publik, mengungkapkan bahwa Tasya sudah mulai bisa diajak berbicara, meskipun kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Tasya sempat memberikan sedikit keterangan kepada keluarganya, menyebut bahwa pelaku adalah seorang pria dengan kulit putih, berbadan pendek, dan agak gemuk. Namun, bukti-bukti yang cukup untuk menangkap pelaku masih minim. "Tasya sudah bisa diajak bicara sedikit, katanya pelaku cowok, putih, badan pendek agak gemuk," ujarnya. (*)