Menteri Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Brodjonegoro merespons aksi protes yang dilakukan pegawainya pada Senin (20/1/2025).
Ia mengatakan hal itu merupakan reaksi dari pihak-pihak yang merasa tidak nyaman dengan reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh kementeriannya. Menurutnya, kebijakan mutasi diambil sebagai bagian dari upaya kementerian untuk menyesuaikan struktur organisasi setelah perubahan kementerian menjadi tiga lembaga berbeda.
"Dengan terbentuknya tiga kementerian, jumlah personel meningkat. Kami melakukan penataan ulang untuk memastikan struktur lebih efisien dan sesuai kebutuhan," ujar pria kelahiran 5 Januari 1956 itu seperti dilansir Radar Bandung.
Menanggapi tuduhan arogansi yang dilontarkan dalam aksi protes, mantan Dirjen Pendidikan Tinggi (1999–2007) itu dengan tegas membantah.
"Semua langkah dilakukan berdasarkan evaluasi dan kebutuhan organisasi," katanya.
Satryo juga menepis isu tindak kekerasan seperti penamparan dan pemukulan. "Informasi tentang penamparan itu tidak benar sama sekali. Saya pastikan tidak ada insiden seperti itu," ujar suami Silvia Ratnawati tersebut.
Video tentang klarifikasi Menteri Satryo tentang demo maupun aksi kekerasan juga ramai beredar di X. Sebelumnya viral suara tentang seorang pria yang melakukan kekerasan terhadap pegawainya gara-gara mati air di rumahnya.
Suara itu diduga orang yang sama, yakni Satryo Brodjonegoro dan peristiwa itu diduga terjadi di Rumah Dinas sang menteri. Kaltim Post yang membandingkan dari video klarifikasi Satryo dan suara yang viral terdengar ada kemiripan.
Hal serupa juga dipastikan oleh netizen yang menanggapi klarifikasi Menteri Satryo. "Oh suaranya mirip ya sama yang rekaman ngamuk ngamuk air mati di rumdin ahh," tulis @ren_imanovic.(*)