JAKARTA – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, menyampaikan permintaan maaf publik yang emosional menyusul maraknya insiden keamanan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa siswa sekolah di berbagai daerah. Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, Nanik menegaskan tanggung jawab penuh BGN atas insiden tersebut.
"Kami mengaku salah atas apa yang terjadi, insiden keamanan pangan. Tentu kami bertanggung jawab penuh atas semua kesalahan," ujar Nanik saat konferensi pers yang digelar di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9).
Baca Juga: Marak Kasus Keracunan, Program MBG Disini Diusulkan Diganti Uang Tunai
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Nanik memastikan bahwa BGN akan menanggung penuh seluruh biaya perawatan dari anak-anak yang terdampak, termasuk jika ada orang tua yang ikut makan dan mengalami masalah kesehatan.
Nanik tak kuasa menahan tangis ketika membayangkan penderitaan para anak yang harus digotong ke puskesmas. Ia menyebut tayangan video anak-anak sekolah yang diduga keracunan sangat memilukan baginya sebagai seorang ibu.
"Saya seorang ibu, melihat gambar-gambar di video sedih hati saya... Padahal niat kami, nawaitu kami, nawaitu presiden adalah ingin membantu anak-anak terpenuhi gizinya, agar mereka menjadi generasi emas,” ucapnya sambil sesekali mengusap air mata.
Aksi Tegas: 40 Dapur Ditolerir Pelanggaran
Selain permintaan maaf, BGN langsung mengambil tindakan keras terhadap para mitra yang terbukti melanggar standar.
Data terkini dari BGN menunjukkan telah ditemukan 45 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan. Dari jumlah tersebut, 40 dapur langsung ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Nanik menegaskan penutupan akan berlangsung hingga proses investigasi selesai dan perbaikan sarana maupun fasilitas dipastikan memadai. BGN menyatakan tidak akan lagi mentolerir pelanggaran SOP yang berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak penerima MBG. Sebagai langkah jangka pendek dan pencegahan, BGN memberikan ultimatum satu bulan kepada seluruh mitra penyedia makanan MBG. Mereka diwajibkan untuk segera melengkapi tiga persyaratan wajib:
SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi), Sertifikat Halal, dan sertifikat penggunaan air yang layak pakai. "Apabila dalam waktu 1 bulan itu ternyata mereka tidak memenuhi 3 hal ini, maka kami akan menutup [mitra tersebut secara permanen]," tandas Nanik, menegaskan komitmen BGN untuk menjamin kualitas dan keamanan program. (*)