• Minggu, 21 Desember 2025

Marak Kasus Keracunan, Program MBG Disini Diusulkan Diganti Uang Tunai

Photo Author
- Sabtu, 27 September 2025 | 10:35 WIB
Siswi MIN 1 Kapuas Hulu saat menikmati makanan dari program MBG. (TAUFIK/PONTIANAK POST)
Siswi MIN 1 Kapuas Hulu saat menikmati makanan dari program MBG. (TAUFIK/PONTIANAK POST)

 

PONTIANAK  - Maraknya kasus keracunan yang menimpa para pelajar di berbagai daerah gegara Makanan Bergizi Gratis (MBG) membuat rasa khawatir sejumlah pihak. Orang tua hingga pihak sekolah merasa takut anak-anaknya turut menjadi korban.

Contohnya saja, siswa dan guru di MIN 1 Kapuas Hulu. Mereka mengaku khawatir atas kasus keracunan yang menimpa siswa di sejumlah daerah.

"Kami dari pihak sekolah alami kekhawatiran yang sama. Walaupun belum pernah terjadi di kami jangan sampai," kata Iskandar Syahputra Kepala MIN 1 Kapuas Hulu. Iskandar mengatakan, untuk di sekolahnya ada 645 anak yang mendapatkan program MBG. Di mana program tersebut sudah berjalan dua Minggu.

"Sampai hari ini program MBG ini berjalan baik. Anak-anak juga masih suka dengan makanan dari MBG ini. Hanya saja anak-anak tidak suka sayur sehingga makanannya pun masih tersisa," ujar Iskandar.

Iskandar mengatakan, sebelum MBG ini didistribusikan kepada para siswa, pihaknya melakukan pemantauan secara ketat ketika MBG ini diantar dari SPPG.

"Kita disini ada juga tim pengawas MBG sekolah. Jadi sebelum MBG ini benar-benar dikonsumsi para siswa. Kita coba dulu makanan tersebut oleh guru piket yang ditunjuk setiap hari. Jika MBG yang diantar ini benar-benar layak maka baru kita distribusikan kepada para siswa. Jika tidak layak kita stop distribusinya," jelasnya.

Sejauh ini kata Iskandar, MBG yang didapatkan ini belum ada yang ditemukan basi maupun berlendir. Dan menunya pun selalu berubah-rubah setiap hari.

Namun kata Iskandar, dirinya kurang setuju dengan program MBG ini, apalagi dengan banyknya kasus keracunan di berbagai daerah. Belum lagi tidak semua anak cocok dengan MBG tersebut, ada saja anak yang alergi dengan menu MBG yang disediakan. "Saya lebih setuju program MBG ini diganti dalam bentuk uang saja. Lebih pemerintah pusat memberikan uang kepada orang tua murid. Biarkan orangtua anak yang membuat makanan bergizi tersebut," jelasnya.

Sementara itu Lia orang tua murid mengaku khawatir dan resah juga dengan banyaknya kasus keracunan gegara MBG. "Saya selalu berpesan kepada anak, jika makanan yang dirasa terasa aneh dan apalagi basi, makanan tersebut jangan dimakan," ucapnya. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Pontianak Post

Rekomendasi

Terkini

X