PONTIANAK – Di tengah isu maraknya alih fungsi hutan, sebuah penemuan luar biasa terjadi di Hutan Lindung Gunung Raya, Desa Temajuk, Paloh, Kabupaten Sambas. Pada 29 Juni 2025, satu kuntum bunga langka Rafflesia hasseltii ditemukan mekar sempurna, menjadi bukti bahwa ekosistem Kalimantan Barat (Kalbar) masih sehat.
Agri Aditya, seorang penggemar trekking yang menjadi saksi mata, mengaku takjub dengan momen langka tersebut. “Momen itu bikin merinding. Kaget, haru, dan bangga karena bisa melihat langsung mekarnya bunga langka ini,” ujar Agri, yang juga merekam detik istimewa itu.
Baca Juga: Keajaiban Krayan: Rafflesia Pricei Tumbuh Berdampingan dengan Warga
Rafflesia hasseltii dikenal memiliki siklus hidup yang sangat panjang dan sulit diprediksi. Dari fase menyerupai kol hingga siap mekar, prosesnya dapat memakan waktu sekitar satu tahun. Namun, begitu kelopak terbuka, keindahan bunga raksasa ini hanya bertahan selama tujuh hari.
“Di lokasi itu ada enam bakal bunga. Tapi yang mekar cuma satu,” kata Agri. Keunikan hasseltii tampak jelas pada lima kelopak besar berwarna merah marun dengan motif putih kekuningan yang dominan. Menurut Agri, bercak putihnya lebih besar dibanding jenis Rafflesia lain yang pernah ia temui. Aromanya yang kuat dan menyengat menjadi sensasi misterius khas Rafflesia.
Penemuan ini menjadi sorotan dunia maya karena bunga ini sebelumnya telah ditelusuri oleh para ilmuwan dari The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum, bersama ilmuwan dari Universitas Bengkulu dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu selama 13 tahun.
Penemuan langka ini kembali menjadi pengingat kritis tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan Kalbar. Rafflesia adalah flora yang sangat sulit dibudidayakan dan hanya dapat tumbuh di ekosistem yang benar-benar sehat.
“Kalau hutan hilang, generasi mendatang mungkin tidak akan pernah melihat bunga ini. Mekarnya Rafflesia menandakan hutan kita masih hidup,” tegas Agri.
Keberadaan Rafflesia hasseltii di Temajuk tidak hanya menjadi pengalaman personal, tetapi juga alarm ekologis: bahwa hutan yang tersisa harus dipertahankan sebelum keajaiban-keajaiban alam seperti ini hanya bisa dikenang dalam foto. Agri juga meluruskan kekeliruan publik, dengan menjelaskan perbedaan mencolok antara Rafflesia yang kelopaknya lebar tanpa tangkai, dengan Bunga Bangkai (Amorphophallus) yang memiliki tongkol tinggi dan bertangkai. (*)