• Minggu, 21 Desember 2025

Okupansi Bus Lintas Negara Anjlok 40%: Warganet Keluhkan Harga Mahal, Kualitas Kabin Buruk, dan 'Drama di Border'

Photo Author
- Sabtu, 22 November 2025 | 10:58 WIB
PLBN Entikong yang terletak di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. (ANTARA)
PLBN Entikong yang terletak di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. (ANTARA)


PONTIANAK - Merosotnya okupansi bus lintas negara rute Pontianak–Kuching hingga 40 persen pasca-dibukanya kembali penerbangan langsung memicu kritik keras dari warganet dan pelanggan setia. Meskipun tiket pesawat lebih mahal, kenyamanan dan kecepatan yang ditawarkan moda udara membuat banyak penumpang beralih, sementara bus didesak untuk segera meningkatkan kualitas layanannya.

Salah satu pemilik akun Twitter, @putratarigas, yang rutin bepergian ke Kuching, mengaku kini memilih pesawat meskipun tiketnya mencapai Rp700.000-an.

"Harga tiket pesawat yang mencapai Rp 700.000-an masih terjangkau untuk kenyamanan dan kecepatan yang didapatkan," ujarnya.

Baca Juga: Hadapi Kompetisi Makin Ketat, Layanan Lintas Batas Pontianak-Kuching Tak Akan Berhenti, DAMRI Tambah 10 Bus Baru dan Siapkan Bundling Tiket

Ia membandingkan pengalaman bus kelas eksekutif yang dibanderol Rp350.000, dengan perjalanan yang memakan waktu sangat lama, termasuk berjam-jam menunggu di perbatasan (disebutnya sebagai "drama di border"), serta kursi yang kecil pada kelas ekonomi (Rp270.000).

"Selisih hanya Rp 300.000. Waktu penerbangan hanya 30 menit. Baru duduk, sudah sampai. Banyak waktu untuk eksplorasi atau keperluan lain, seperti medical check-up. Kalau disuruh pilih, ya pasti pilih pesawat,” tambahnya.

Keluhan Harga Makanan dan Performa Bus

Selain masalah waktu dan kenyamanan kabin, warganet juga mengeluhkan beberapa faktor pendukung layanan bus. Diantaranya harga makanan yang mahal. Akun @dav.wongso dan @purnamaasitompul mengeluhkan harga makanan di rumah makan tempat singgah bus yang dianggap tidak terjangkau. "Nasi ayam 40k, tanpa ayam lebih murah sedikit. Lebih enak pesawatlah," kata @dav.wongso.

Kualitas Kendaraan: Pemilik akun @robertmarsianus secara spesifik menyoroti perlunya perbaikan kondisi bus, bahkan mencontohkan bus Damri, serta mendesak agar kursi sesuai dengan nomor tiket yang tertera. Masalah bus yang mogok di jalan juga menjadi salah satu keluhan.

Usul Pembukaan Rute Baru Sintang–Kuching

Meskipun kritik membanjiri, beberapa warganet tetap optimis terhadap potensi moda darat. Sejumlah usulan strategis muncul, yaitu membuka rute baru, khususnya dari wilayah yang tidak memiliki akses penerbangan langsung ke Kuching.

Akun @urayriarahmayanti berpendapat bahwa masyarakat akan kembali memilih bus terutama menjelang liburan sekolah meskipun harga tiket pesawat internasional mulai mahal.

Usulan pembukaan rute Sintang-Pinoh-Sekadau ke Kuching mendapat dukungan kuat dari warganet seperti @shenjayatwin24 dan @snarlinghate. "Karena rute ini nggak ada jalur penerbangan pesawat ke Kuching,” jelas @shenjayatwin24, menunjukkan peluang pasar yang belum tersentuh persaingan moda udara. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X