PONTIANAK - Di tengah sorotan mengenai penurunan okupansi bus lintas negara pasca-dibukanya kembali rute udara Pontianak–Malaysia, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, menyatakan bahwa penerbangan tersebut belum memberikan pukulan besar terhadap moda transportasi darat.
Sebaliknya, Gubernur Norsan menilai bahwa konektivitas udara yang lebih cepat justru telah memunculkan arus ekonomi baru yang lebih cepat berputar di Kalbar.
Menurutnya, penerbangan langsung memungkinkan masyarakat untuk melakukan perjalanan pulang–pergi (PP) dalam satu hari, terutama untuk kebutuhan mendesak seperti berobat ke Kuching atau urusan bisnis lainnya. “Perputaran ekonomi tetap positif,” ujar Norsan.
Ia juga mencatat adanya peningkatan wisatawan dari Kuching yang masuk ke Pontianak. Mereka datang untuk berbelanja, menikmati kuliner, dan menginap, yang secara langsung berdampak positif pada sektor pariwisata dan hospitality lokal.
Gubernur Norsan tidak menampik adanya penurunan jumlah penumpang bus, namun ia menilai faktor utamanya bukan semata karena persaingan dengan pesawat. Ia menyebut maraknya travel berbasis mobil pribadi atau minibus yang menawarkan fleksibilitas lebih tinggi sebagai faktor yang turut mengurangi jumlah penumpang moda transportasi besar seperti bus. “Penurunan memang ada, tapi tidak drastis,” tegasnya.
Oleh karena itu, Norsan menyampaikan bahwa tantangan terbesar kini berada di tangan operator bus. Mereka harus segera beradaptasi agar tetap kompetitif di pasar. Langkah-langkah yang disarankan meliputi: Menurunkan harga tiket. Memperbaiki ketepatan waktu. Meningkatkan kenyamanan armada.
Dengan beradaptasi dan meningkatkan kualitas layanan, operator bus diharapkan dapat mempertahankan pangsa pasar mereka di tengah perubahan dinamika transportasi lintas batas. (*)