• Senin, 22 Desember 2025

Berlian Banjar yang Kini Disimpan di Rijksmuseum Amsterdam, Rampasan Perang yang Kini Diusahakan Dikembalikan

Photo Author
- Jumat, 10 Oktober 2025 | 10:15 WIB
Berlian milik Sultan Banjar yang disimpan di Rijksmuseum Amsterdam, Belanda.
Berlian milik Sultan Banjar yang disimpan di Rijksmuseum Amsterdam, Belanda.

Kisah Berlian Banjar yang kini tersimpan di Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda, adalah salah satu babak kelam dalam sejarah kolonialisme dan Perang Banjar. Berlian ini sering disebut juga sebagai Intan Sultan Adam, karena merupakan pusaka (regalia) dari Kesultanan Banjar.

Menurut analisis geologi S. Van Leeuwen dan JC Zwaan, berlian tersebut memiliki berat 38,23 karat, berukuran panjang 21,86, lebar 17,37 serta tinggi 13,86 mm. Berlian berbentuk persegi panjang dan digambarkan sebagai cuttingan hasil tambang lama yang dimodifikasi.

Caroline Drieenhuizen, sejarawan asal Belanda, dilansir BBC mengatakan berlian ini saksi kejadian berdarah di masa lalu, yang tak selayaknya menjadi milik Belanda. Konon, berlian itu tiba di Belanda sebagai harta 'rampasan perang' setelah Belanda mengalahkan Kesultanan Banjar pada tahun 1860. Berlian ini pernah memiliki ukuran 70-80 karat sebelum dipotong menjadi 36-38 karat oleh pihak kolonial.

Baca Juga: Tahulah Pian, Asal Nama Lampihong Ternyata Dari Benda Buatan Cina Ini

Asal-Usul Berlian dan Rampasan Perang

1. Berlian Sultan Adam

Berlian yang dimaksud berasal dari kawasan pendulangan intan yang kaya di wilayah Banjar-Martapura, Kalimantan Selatan (sekarang Banjarbaru). Intan ini awalnya merupakan milik Sultan Adam Al-Watsiq Billah, Sultan Banjar yang memerintah hingga tahun 1857. Intan mentah ini konon memiliki berat sekitar 70 karat (ada juga yang menyebut 103 karat sebelum dipotong).

Intan tersebut adalah simbol kedaulatan dan kemewahan Kesultanan Banjar, sebuah warisan penting bagi kerajaan.

2. Konflik dan Penghapusan Kesultanan

Kisah berlian ini tak terpisahkan dari Perang Banjar (1859-1905) dan upaya Belanda untuk ikut campur dalam suksesi kekuasaan Kesultanan Banjar. Setelah Sultan Adam wafat, Belanda campur tangan dan mengangkat Sultan Tamdjidillah II sebagai Sultan, meskipun Pangeran Hidayatullah dianggap sebagai pewaris sah.

Intervensi ini memicu Perang Banjar yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Antasari.

Pada tahun 1860, pasukan kolonial Belanda secara brutal menguasai wilayah Kesultanan Banjarmasin dan menghapuskan kerajaan tersebut.

3. Berlian Diambil sebagai Harta Rampasan

Setelah Kesultanan Banjar dihapuskan, harta benda dan pusaka kerajaan (regalia), termasuk intan Sultan Adam, disita oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Intan besar tersebut diyakini diambil sebagai harta rampasan perang (oorlogsbuit). Perjalanan ke Belanda dan Kontroversi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X