• Minggu, 21 Desember 2025

Peringatan Serius BMKG: Tiga Zona Megathrust Paling Berbahaya Mengancam Indonesia dengan Potensi Gempa dan Tsunami Besar

Photo Author
- Selasa, 11 November 2025 | 09:55 WIB
ilustrasi gempa
ilustrasi gempa

JAKARTA– Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani, mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh masyarakat Indonesia mengenai ancaman gempa bumi besar dan tsunami yang dipicu oleh aktivitas tiga zona Megathrust utama yang berpotensi "pecah" sewaktu-waktu.

Dalam rapat kerja dengan DPR pada Senin (9/11) yang lalu, Teuku menjelaskan bahwa secara geografis, posisi Indonesia yang merupakan pertemuan dari tiga lempeng aktif dunia—yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik—menjadikan negara ini sangat rawan terhadap bencana geotektonik.

"Negara kita berada sangat rawan terhadap bencana... sehingga mengimplikasikan ada tumpukan lempeng ini," ujarnya, dikutip Senin (9/11).

Tiga Zona Megathrust Paling Berisiko Tinggi

Dari total 13 zona Megathrust yang teridentifikasi, BMKG mencatat ada tiga zona yang paling berisiko tinggi melepaskan energi tektonik besar dalam waktu yang tidak terduga. Ketiga zona ini diyakini sedang mengalami proses akumulasi energi karena belum terjadi gempa besar dalam rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun.

Tiga zona Megathrust paling berbahaya tersebut adalah, Mentawai-Siberut dengan Potensi gempa mencapai magnitudo M8,9. Kemudian Selat Sunda dengan ancaman gempa hingga M8,7dan Sumba dengan potensi gempa M8,5.

"Diduga kuat saat ini sedang terjadi proses akumulasi energi tektonik yang dapat merilis gempa besar sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi," bebernya.

Aktivitas Seismik Sangat Tinggi: 35.832 Gempa di Tahun 2025

Peringatan ini diperkuat oleh data seismik BMKG yang menunjukkan lonjakan aktivitas gempa bumi sepanjang tahun 2025. Selama periode Januari hingga Oktober 2025, Indonesia sudah diguncang sebanyak 35.832 kali gempa bumi.

Rincian dari aktivitas seismik yang sangat tinggi tersebut adalah 35.645 kejadian gempa dengan magnitudo kurang dari M5. 187 kejadian gempa dengan magnitudo lebih dari M5. 850 kali gempa yang dirasakan masyarakat. 21 kali gempa yang bersifat merusak.

Teuku Faisal Fathani menegaskan bahwa data ini menjadi bukti nyata bahwa ancaman gempa bumi di Indonesia akan selalu ada. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana sejak dini guna meminimalisir risiko dan dampak buruk yang mungkin terjadi. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X