nasional

Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka, Begini Metode Baru Pembelajaran yang Mulai Digodok Mendikdasmen

Jumat, 8 November 2024 | 10:39 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti

PROKAL.CO, Kurikulum Merdeka yang dicetuskan dimasa menteri Nadiem Makarim akan diganti. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikdasmen) yang baru, Abdul Mu’ti, memberi isyarat akan mengambil langkah baru sambil mengkaji ulang Kurikulum Merdeka yang telah membuat polemik di masyarakat.

Langkah baru tersebut dengan menyiapkan kurikulum baru yang sampai saat ini masih terus digodok.

Baca Juga: KPB Mengajar 2024 jadi Inspirasi Belajar di Sekolah Atas Air dengan Latar Kilang Pertamina Balikpapan

Abdul Mu’ti mengatakan, Kurikulum Merdeka ini masih baru dan penerapannya belum merata. Apalagi sekolah berada dalam masa pertengahan tahun ajaran tentu mustahil bila dilakukan pergantian kurikulum saat ini.

“Kami harus mengkaji ya, ini kan masih baru ya, kurikulumnya masih baru,” ujar Abdul Mu’ti. Namun, Abdul Mu’ti memberi sedikit bocoran terkait kurikulum baru yang akan diterapkannya di Indonesia ke depan. 
 
“Jadi arah pembelajaran ke depan itu mau saya arahkan yang namanya deep learning,” bebernya. Deep learning merupakan pendekatan yang memfasilitasi siswa untuk memahami materi secara mendalam bukan sekadar hafalan.

Abdul Mu’ti mengatakan, pembelajaran baru digagas bagi para murid untuk pendidikan dasar dan menengah. 

Baca Juga: PK Dikabulkan MA: Mardani Maming, Mantan Bupati Tanah Bumbu Dapat Potongan Hukuman 2 Tahun

Abdul Mu’ti mengungkapkan, materi pelajaran saat ini masih terlalu banyak bagi siswa, sehingga menghambat proses belajar yang efektif.

Untuk itu, nantinya materi pelajaran akan dikurangi tapi penjelasan yang akan diberikan nantinya lebih mendalam. “Materi pelajaran mungkin ringan tapi cara menjelaskannya mendalam,” terangnya. 
 
Dengan metode tersebut, siswa diharapkan ikut berpikir dan terlibat langsung dalam pembelajaran, sehingga siswa punya kemampuan berpikir secara kritis untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasi informasi.

Tuntutan ini tidak hanya menyasar pada siswa tapi juga guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan, mendorong pembelajaran yang lebih dinamis dan menarik bagi siswa.

Baca Juga: Gatal Selangkangan Tak Melulu karena Jamur, Bisa Karena Kutu..!!

Abdul Mu’ti menyampaikan konsep deep learning bukanlah hal baru. Konsep ini sudah ada sejak 1995 saat ia menjalani pendidikan Master of Education di Flinders University, Australia.

Pengalaman belajar selama di sana menginspirasi dirinya untuk menerapkan konsep yang sama. “Kita arahkan dengan tiga metode utama yaitu mindful, meaningful, dan joyful,” ucapnya.

Dalam konsep pembelajaran mindful, lanjut Abdul Mu’ti, menekankan guru untuk menyadari bahwa setiap siswa itu berbeda.

Selama proses belajar, siswa didorong untuk berpikir. Bahkan Abdul Mu’ti mendorong para guru untuk membuka ruang diskusi dengan siswanya.

“Bila tiba-tiba ada murid yang bertanya di tengah pelajaran, jangan dihentikan,” katanya. Ini artinya para siswa aktif berpartisipasi, sehingga proses belajar tidak monoton dan mengarahkan siswa untuk berpikir kritis.

Baca Juga: Prabowo Ucapkan Selamat ke Donald Trump dan Beri Pesan Tentang Perdamaian dan Stabilitas Dunia

Kemudian meaningful, guru bisa menjelaskan manfaat dari apa yang telah dipelajari, sehingga siswa lebih termotivasi untuk menguasai ilmu tersebut.

“Dia (murid) itu tahu, saya ini belajarnya untuk apa, gunanya saya belajar ini untuk apa,” ujarnya. Abdul Mu’ti pun memberikan contoh. “Anak-anak kita buka halaman 13, terus kemudian untuk apa dibuka halaman 13, kenapa bukan halaman 14,” terangnya.

Menurut Abdul Mu’ti, murid harus tahu dan memahami apa yang ada di halaman 13 secara mendalam, sehingga murid bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nah ini nantinya akan mengarah pada pembelajaran yang joyful, alias menggembirakan.

Pembelajaran yang menggembirakan, lanjut Abdul Mu’ti, bukan berarti harus lucu. Namun, pembelajaran yang mengandung unsur penemuan baru, memahami, mengetahui manfaatnya dan mampu melakukannya. 

“Menggembirakan itu ketika dia menemukan sesuatu yang baru,” jelasnya. Ketiga metode pembelajaran ini bisa didapatkan dengan melakukan konsep belajar deep learning. (*)

Tags

Terkini