Komposisi delapan kursi anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kaltim pada Pileg 2024 bakal berubah. Diproyeksikan ada satu partai politik baru yang melenggang ke Senayan.
SAMARINDA - Untuk pertama kalinya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menempatkan wakilnya lewat Syafruddin untuk menyuarakan aspirasi Kaltim di pusat. Keterwakilan partai politik yang dinakhodai Muhaimin Iskandar ini, bakal menggeser satu kursi milik PDIP yang sebelumnya menempatkan dua wakilnya pada periode sebelumnya. Dikutip dari laman https://pemilu2024.kpu.go.id/, hingga Ahad (18/2) pukul pukul 23.00 Wita, jumlah suara pileg dapil Kaltim yang telah masuk sebanyak 42.51 persen. Angka itu merupakan progres 4.863 TPS dari 11.441 TPS di Kaltim.
Tiga partai politik dengan suara terbesar yang diproyeksikan mengisi kursi di Senayan masih dikantongi Golkar dengan total perolehan sementara 126.329 suara. Selanjutnya, Partai Gerindra sebanyak 66.038 suara, dan PDIP sejumlah 62.957 suara. Jumlah suara terbanyak keempat ditempati Partai NasDem sebesar 49.722 suara. Kemudian PKB (40.757 suara), Partai Demokrat (31.851 suara), serta PKS (31.272 suara).
Menggunakan penghitungan kursi anggota legislatif dengan metode Sainte Lague, maka hanya Partai Golkar yang akan mendapatkan dua kursi. Dengan bilangan pembagi yang habis dibagi tiga. Sementara itu, calon anggota legislatif yang akan mewakili Kaltim, 80 persen tetap diisi oleh wajah lama. Adapun dua wajah baru itu, yaitu Syafruddin dari PKB dengan jumlah perolehan sementara 26.391 suara. Lalu Nabil Husien Said Amin Alrasydi dengan jumlah perolehan sementara 19.391 suara.
Sementara, wajah lama yang akan kembali mengisi kursi DPR RI dapil Kaltim adalah Rudy Mas'ud (Partai Golkar), Budisatrio Djiwandono (Partai Gerindra), Irwan (Partai Demokrat), Safaruddin (PDIP), dan Aus Hidayat Nur (PKS). Selain itu, Hetifah Sjaifudian (Partai Golkar) diperkirakan kembali terpilih dengan mengumpulkan 36.118 suara.
Sementara itu, dua caleg petahana yang kemungkinan tersingkir dari gelanggang Senayan, yakni Andhika Hasan (PDIP) yang hanya mengantongi 12.426 suara, dan Awang Faroek Ishak (Partai NasDem) dengan perolehan sementara sebanyak 7.252 suara. Kepada Kaltim Post, pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul) Budiman Chosiah menerangkan, melihat peta perolehan yang ada, gambar ke depan sudah terlihat.
Baca Juga: Lolos ke Senayan, Syafruddin Bersyukur, Hetifah Berterima Kasih, Irwan Minta Dikawal
Dicopotnya politikus PDI Ismael Thomas yang notabene mantan bupati Kubar karena skandal korupsi kemudian digantikan Andhika Hasan, memberikan ruang tersendiri untuk PKB melenggang ke Senayan. "Jadi, perpindahan itu yang saya lihat. Sehingga, Ketua PKB Kaltim Syafruddin lolos, dan itu merupakan sejarah untuk Partai PKB sendiri. Karena selama ini belum pernah meraih kursi di DPR RI," ungkap Budiman.
Selain di Balikpapan, lanjut Budiman, basis suara PKB yang bisa dicermati saat ini ada di Paser dan Bontang. Khusus di Paser, dia memiliki catatan mengingat bupati Paser saat ini adalah ketua PKB di wilayah tersebut. Hubungan itu turut mengerek perolehan suara istri bupati Paser dengan jalur anggota DPD dapil Kaltim. "Karena kalau kita melihat Rosma (Sinta Rosma Yenti), istri dari bupati Paser kan termasuk tertinggi suaranya sekarang di DPD. Kalau suaranya satu paket antara Syafruddin, maka tidak mengherankan kalau PKB Kaltim masuk ke Senayan," bebernya.
Kemudian satu kursi lainnya dari Partai NasDem, bakal berpindah. Yang sebelumnya diduduki Awang Faroek Ishak berpeluang diambil Nabil Husien. "Nabil itu ada dua faktor yang membuat dia bisa melesat. Yang pertama punya basis massa dari fans atau suporter Borneo FC. Setidaknya mendapatkan sepertiga dari penonton itu kan sudah sangat lumayan. Apalagi, dia kan ditunjang oleh anggota Pemuda Pancasila (PP), yang merupakan representasi dari bapaknya," terangnya.
Sementara untuk Partai Golkar, Budiman mengatakan akan bertahan meraih dua kursi pada Pemilu 2024. Sebaliknya, untuk menambah satu kursi terbilang berat. "Pergerakan yang ada saya lihat Golkar masih tetap di atas (meraih dua kursi). Tapi, akan berat kalau untuk meraih tiga kursi, karena saya melihat kan Partai Gerindra ini tanggung jumlahnya (suaranya). Terus PKS dan NasDem, Demokrat itu kan lebih sedikit. Jadi kalau tiga artinya berat. Tadi saya hitung, PKB juga masuk (Senayan)," tambahnya.
Namun demikian, pergerakan suara saat ini disebutnya bisa berubah mengingat ada beberapa suara yang belum masuk. Namun sekali lagi, Budiman menegaskan jika hanya Golkar peraih dua kursi. "Yang mengherankan ini sebenarnya NasDem. Harusnya kan kalau kita melihat komposisi caleg-nya, ada mantan wali kota Balikpapan, terus Pak Awang Faroek mantan gubernur Kaltim atau bupati di Kutim. Sebenarnya punya basis massa. Artinya, kursi yang diraih NasDem saat itu termasuk sedikit dengan melihat figur yang ada," ungkapnya. (asp/kip/riz/k15)