• Senin, 22 Desember 2025

Pesut Makin Terancam, Tahun 2024 Ini Sudah Lima Pesut Mahakam Mati

Photo Author
Indra Zakaria
- Selasa, 10 Desember 2024 | 15:07 WIB
Pesut Mahakam
Pesut Mahakam

PROKAL.CO, Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), mamalia air tawar endemik yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur (Kaltim), kini menghadapi ancaman serius yang mengarah pada kepunahan.

Survei terbaru yang dilakukan pada tahun 2023 memperkirakan bahwa hanya tersisa kurang dari 67 individu pesut Mahakam di alam liar, menandakan kondisi yang semakin kritis bagi spesies ini.

Kematian Pesut Sepanjang 2024: Waspada Ancaman Lingkungan

Pada tahun 2024, setidaknya lima kasus kematian pesut Mahakam tercatat, memberikan gambaran jelas tentang tingginya ancaman terhadap kelangsungan hidup mereka.

Dari hasil nekropsi yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim bersama mitra konservasi lainnya, ditemukan bahwa penyebab kematian bervariasi, mulai dari penyakit organ, paparan zat kimia berbahaya, hingga kecelakaan akibat alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.

Beberapa kasus kematian pesut Mahakam yang tercatat pada 2024 adalah:

  1. Pesut ‘Four’ (Ob-Ma-21-2-24): Mati karena penyakit organ pernapasan dan ginjal akibat usia lanjut, ditemukan mikroplastik di lambung dan usus.
  2. Pesut ‘Angel’ (Ob-Ma-2-4-24): Diduga mati tenggelam setelah tersangkut jaring ikan.
  3. Pesut ‘Rexy’ (Ob-Ma-28-4-24): Meninggal karena kerusakan organ akibat akumulasi toksin dari makanan.
  4. Pesut ‘Samarinda’ (Ob-Ma-21-6-24): Gagal jantung dan ginjal akibat paparan bahan kimia berbahaya dan faktor usia.
  5. Pesut ‘Pela’ (Ob-Ma-12-7-24): Bayi pesut betina yang diduga dibunuh oleh pesut lain, dengan gangguan organ vital.

Konservasi Pesut Mahakam: Langkah Kolaboratif yang Diperlukan

Dalam menghadapi ancaman ini, Kepala BPSPL Pontianak, Syarif Iwan Taruna Alkadrie, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap habitat pesut Mahakam sangat besar, antara lain akibat pencemaran mikroplastik, penggunaan alat tangkap yang merusak ekosistem, serta paparan bahan kimia berbahaya.

Untuk itu, perlindungan kawasan konservasi menjadi sangat penting, salah satunya melalui pembentukan kawasan konservasi yang luasnya mencapai 42.667,99 hektar di wilayah hulu Sungai Mahakam.

Zona inti seluas 1.081 hektar dirancang untuk melindungi habitat pesut dan lokasi pemijahan ikan yang merupakan sumber makanan utama pesut.

“Pesut Mahakam bukan hanya menjadi simbol bagi Kaltim, tetapi juga merupakan indikator kesehatan ekosistem perairan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, LSM, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan spesies ini,” kata Syarif Iwan dalam wawancara dengan tim kami.

Upaya Perlindungan: Penegakan Hukum dan Edukasi Masyarakat

BPSPL Pontianak bersama mitra konservasi berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap habitat pesut Mahakam.

Selain itu, penegakan hukum yang lebih ketat terhadap aktivitas yang merusak lingkungan, seperti penangkapan ikan dengan alat yang tidak ramah lingkungan, juga menjadi prioritas.

Tidak hanya itu, pentingnya edukasi masyarakat juga menjadi sorotan. Masyarakat di sekitar Sungai Mahakam diimbau untuk tidak membuang sampah plastik ke sungai dan menghindari penggunaan alat tangkap yang dapat merusak habitat pesut.

“Melalui edukasi dan kesadaran bersama, kita dapat membantu menjaga kelestarian pesut Mahakam untuk generasi yang akan datang,” tambah Syarif Iwan.

Mengapa Pesut Mahakam Penting?

Pesut Mahakam bukan hanya menjadi ikon dari Kaltim, tetapi juga memiliki peran penting sebagai indikator kesehatan ekosistem perairan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: prokal.co

Tags

Rekomendasi

Terkini

X