PROKAL.CO, Menjelang akhir tahun, Kota Samarinda tengah mengalami perubahan signifikan dengan berbagai proyek infrastruktur yang sedang berlangsung.
Beberapa ruas jalan utama, seperti Jalan Bhayangkara, KH Agus Salim, Juanda, dan KS Tubun, kini tengah menjalani perbaikan besar-besaran.
Pengerjaan drainase, perbaikan jalan, dan revitalisasi trotoar menjadi prioritas utama untuk meningkatkan kenyamanan dan kelancaran lalu lintas di masa depan.
Namun, di balik kemajuan proyek ini, muncul masalah kemacetan yang mengganggu kenyamanan warga sehari-hari.
Penyempitan Jalan dan Kemacetan:
Penyempitan jalan yang terjadi akibat pengerjaan proyek infrastruktur di beberapa titik di kota menyebabkan kemacetan yang cukup parah, terutama pada jam-jam sibuk.
Di antara ruas jalan yang paling terpengaruh adalah Jalan Bhayangkara, KH Agus Salim, Juanda, dan KS Tubun.
Meski proyek-proyek ini sudah dikebut sejak pertengahan tahun, pengerjaan yang melibatkan berbagai elemen teknis—seperti drainase dan perbaikan jalan—memang memerlukan waktu lebih lama.
Menurut Ilhamsyah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, ada sejumlah tantangan yang mempengaruhi kelancaran proyek, seperti keberadaan kabel telekomunikasi dan pipa air bawah tanah yang tidak terdeteksi sebelumnya.
“Kami upayakan pengerjaan drainase selesai sesuai kontrak pada akhir tahun ini. Setelah proses selesai, area akan langsung ditutup dengan aspal untuk meminimalkan dampak lalu lintas,” ungkap Ilhamsyah.
Dampak Positif di Balik Kemacetan:
Meski kemacetan menjadi isu utama yang dikeluhkan masyarakat, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengingatkan warga untuk bersabar.
“Kemacetan yang terjadi merupakan konsekuensi dari upaya peningkatan infrastruktur kota,” jelas Andi.
Proyek-proyek tersebut, menurutnya, memiliki tujuan jangka panjang yang akan menguntungkan masyarakat, yakni memperlancar lalu lintas dan mengatasi persoalan banjir yang telah lama menjadi masalah utama di kota ini.
Optimisme Wali Kota Samarinda:
Andi Harun menyatakan optimisme bahwa proyek infrastruktur ini dapat selesai pada akhir tahun atau awal tahun depan.
Dengan rampungnya proyek, diharapkan masalah kemacetan dapat teratasi, dan yang lebih penting, persoalan banjir yang kerap mengganggu aktivitas warga Samarinda juga akan berkurang.