Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Samarinda belum sepenuhnya berjalan optimal. Penyebab utamanya adalah belum tersedianya peralatan dapur sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN) di tiga dapur umum yang menjadi pusat pelaksanaan program tersebut.
Komandan Kodim 0901 Samarinda, Kolonel Inf Yusub Dody Sandra, menyatakan bahwa persiapan dapur umum menjadi salah satu tantangan utama dalam merealisasikan program ini. “Penyiapannya memang belum semua selesai, itu berdasarkan standar yang ditetapkan Badan Gizi Nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Kontroversi Tugu Siluet Pesut Senilai Rp 1,1 Miliar; DPRD Akan Panggil Dinas PUPR
Kolonel Yusub menjelaskan bahwa peralatan masak yang dibutuhkan saat ini sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Samarinda. “Kalau ada keterlambatan dalam pengiriman, kami mohon maklum karena proses pengantaran membutuhkan waktu,” tambahnya.
Kendala bagi Kantin Sekolah
Sementara itu, implementasi program MBG memunculkan dinamika baru, terutama di kalangan pengelola kantin sekolah. Beberapa pedagang mengeluhkan penurunan pendapatan karena siswa kini mendapatkan makanan gratis melalui program tersebut.
Menanggapi hal ini, Kolonel Yusub mengimbau agar para pedagang kantin dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. “Ini baru diterapkan di beberapa sekolah yang ditunjuk. Kalau biasanya kantin menjual 50 porsi dan sekarang berkurang, kami mohon pengertian. Silakan tetap berjualan seperti biasa. Siswa yang memiliki uang saku tetap bisa membeli makanan di kantin,” jelasnya.
Sebagai langkah mitigasi, Yusub menyarankan agar kantin sekolah menyediakan menu alternatif yang berbeda dari makanan bergizi gratis yang disediakan oleh program MBG. Hal ini dimaksudkan agar siswa tetap memiliki pilihan untuk membeli makanan sesuai selera mereka.
“Porsi yang dijual bisa dikurangi, tetapi siapkan skema menu alternatif. Ini akan memberi variasi bagi siswa yang masih memiliki uang saku,” paparnya.
Harapan untuk Program MBG
Meski menghadapi kendala teknis, program MBG di Samarinda diharapkan dapat berperan penting dalam meningkatkan asupan gizi siswa. Pihak terkait terus berupaya menyelesaikan berbagai hambatan agar dapur umum dapat beroperasi secara optimal. Saat ini, SDN Samarinda Utara menjadi satu-satunya sekolah yang telah menerapkan program ini.
Program MBG tidak hanya diharapkan membantu siswa mendapatkan asupan gizi yang baik tetapi juga menjadi langkah awal untuk memperluas pelaksanaan ke sekolah-sekolah lainnya di Samarinda. (kis/beb)