Stadion Palaran akhirnya bersolek. Setelah lama terabaikan, kini gelontoran uang daerah mengalir untuk membenahinya.
Meski masih sangat awal, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik mangaku, kucuran APBD di perubahan 2024 menjadi titik awal untuk membangunkan kembali stadion yang sempat megah saat perhelatan PON 2008 silam.
Baca Juga: Sepi Peminat, Liga 4 Zona Kaltim Batal Dilaksanakan
“Stadion Palaran ini menjadi monumen pengingat, tentang mimpi olahraga Kaltim yang belum dikejar,” katanya memberi sambutan dalam peresmian rehabilitasi lapangan sepak bola di Stadion Palaran, Senin Malam, 10 Februari 2025.
Kondisinya? Seperti yang sudah banyak diketahui masyarakat, miris. Karena itulah pijakan awal pembenahan dilakukan dan diharapkan dapat dilanjutkan kepala daerah terpilih hasil Pemilihan Gubernur Kaltim setelah menjabat.
Sejak menjadi Pj medio Oktober 2023, dia hanya bertugas untuk mengisi kekosongan jabatan hingga akhirnya ada pejabat definitif. Ruang gerak kebijakan yang bisa diambil terbatas, sehingga tak banyak yang dapat dilakukan.
“Tapi saya sudah sampaikan ke kepala dinas terkait serta DPRD, pembenahan ini bisa jalan terus. Semoga dianggarkan pada APBD Perubahan 2025 atau Murni 2026,” tuturnya.
Akmal menambahkan tugasnya sebagai Pj bakal berakhir 20 Februari ini, selepas kepala daerah terpilih hasil Pemilihan Gubernur Kaltim resmi dilantik Presiden RI Prabowo Subianto. Pembenahan sempat mandek karena masalah klasik yang menyelimuti Stadion Palaran, terkait aset. Bangunan stadion memang milik Pemprov Kaltim, tapi lahan punya Pemkot Samarinda.
Rekonsiliasi sudah ditempuh dan sedang berjalan saat ini. Maladministrasi seperti ini, aku dia, jangan dibiarkan terus berlarut-larut dan menghambat pertumbuhan olahraga di tanah Etam. “Masalah kepemilikan ribut, tapi saat gelar konser Sheila on & Juli 2024 lalu bisa guyub. Enggak ada masalah. Kenapa untuk olahraga justru mandek,” tuturnya. Mu
Setelah dibenahi, Stadion Palaran diharapkannya bisa menjadi markas klub kebanggaan Kaltim. Saat ini, Borneo FC ada di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dan bisa menjadikan stadion ini sebagai rumah mereka.
“Soal aset harus diselesaikan, Pemprov dan Pemkot harus duduk bersama. Harus ada solusi. Tapi bukan saya, setelah gubernur dan wakil gubernur terpilih dilantik 20 Februari nanti, tugas saya selesai,” jelasnya mengakhiri. (*)