• Senin, 22 Desember 2025

Hari Bumi 2025: Semua Tambang adalah Pembohong

Photo Author
- Selasa, 22 April 2025 | 10:42 WIB
Peringan Hari Bumi di Kaltim.
Peringan Hari Bumi di Kaltim.

PROKAL.CO-Hari Bumi 2025 ini mempunyai tema "Our Power, Our Planet" atau "Kekuatan Kita, Planet Kita".

Lewat tema ini hendak ditekankan pentingnya peran kolektif semua orang—individu, komunitas, dan organisasi—dalam mendukung penggunaan energi terbarukan untuk melindungi bumi.

Semua didorong untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan, seperti angin, matahari, air, dan biomassa.

Baca Juga: Bekas Presiden Jokowi Beri Arahan Perwira dan Terima Kunjungan Menteri, Istana Bantah Ada Matahari Kembar di Pemerintahan

Hari Bumi tahun ini seharusnya menjadi momen bagi XR (Extinction Rebellion) Kaltim Bunga Terung, Imapa (Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam) Unmul dan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) UMKT, melakukan perayaan terhadap keberlanjutan dan komitmen kolektif untuk melindungi lingkungan, sumber daya alam, keberagaman energi dan masa depan bumi serta manusia dan seisi alam lainnya.

Namun, di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), peringatan ini justru membawa refleksi pahit tentang dampak destruktif industri tambang batu bara yang terus merenggut nyawa dan merusak ekosistem.

Aktivis di Samarinda dalam peringatan Hari Bumi 2025.

Sejak 2001, lubang-lubang bekas tambang yang dibiarkan terbuka telah menyebabkan sedikitnya 51 manusia kehilangan nyawa akibat tenggelam dan mayoritas di antaranya adalah anak-anak.

Ada ratusan lubang di Samarinda, bahkan mencapai ribuan lubang di Kaltim yang dibiarkan tanpa pengawasan dan tanda peringatan apapun yang menunjukkan bahayanya lubang bekas tambang itu.

Baca Juga: Kurir 30 Kg Sabu dan Ribuan Ekstasi Ini Divonis Bebas, Seperti Ini Fakta Sebenarnya

Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan, dikenal sebagai kawasan lumbung pangan Kota Samarinda menjadi sebuah contoh nyata bagaimana operasi tambang menyingkirkan lahan produksi dan sumber mata air untuk persawahan dan perikanan.

Sawah yang dulu menghijau, kini merana karena sering tergenang banjir yang membawa lumpur tambang.

Namun disisi lainnya, saat hari tak hujan, sawah kekurangan air.

Aktivis menyuarakan kegelisahan dalam peringatan Hari Bumi 2025.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X